Sabtu, 26 Juli 2014

Jakowi vs Prabowo (Harapan/Kegelapan)

Setiap orang yang berharap menjadi pemimpin, pasti akan menjual harapan. Menjual masa depan yang lebih cerah. Bisa dipastikan tidak ada yang mengarahkan menuju kegelapan. Tetapi semua itu pilihan, ada sebagian orang yang memilih ada juga yang menolak, kenapa menolak? Pastinya tidak percaya dengan orang tersebut akan membawa kebaikan. Mungkin dia mempercayai orang tersebut akan membawa kegelapan bagi dirinya, kenapa dia beranggapan seperti itu? Pastinya akan melihat masa lalu, track record dan pencapaian.

Tetapi yang harus diperhatikan, ketika dia menyampaikan harapan itulah janji. Janji palsu atau bukan! Pernahkan dia berjanji dan kemudian mengingkarinya? itu sebuah tanda tanya yang harus terjawab juga sebelum menentukan pilihan. Tidak ada orang yang sempurna, yang mendekati sempurna yang kemudian di pilih dan tentunya subyektif sekali. Enaknya demokrasi di situ, bisa menentukan pilihan dengan merdeka.

Tetapi faktanya ketika kita diberi kebebasan untuk berdemokrasi, ketika benar-benar demokrasi bebas nan merdeka dalam menentukan pilihan. Pembusukan nan luas terjadi, politik uang terjadi secara merata. Saya yakin 100% semua daerah terjadi politik uang. Mudahnya suara di beli dengan murah, pertanyaannya ini merdeka dimananya? apakah ini yang kita hendaki? ketika para penghianat Demokrasi melakukan penghancuran. Dua calon Presiden diatas, dilapangan sama2 melakukan politik uang. Entah sembako atau langsung dalam bentuk uang, tapi siapa yg bernyali untuk membongkarnya. Bisa jadi itu dilakukan oleh TS nya tanpa sepengetahuan mereka. Semoga demokasi kita semakin baik dan beretika.

PKI vs PKS

Tweet Prof. Dr. J.E. Sahetapy @ProfSahetapy

1406304080163688686
Prof. Sahetapy
Siapa yang tidak kenal Prof. Dr. J.E. Sahetapy sosok pria berusia 81 tahun yang terkenal dengan cara bicaranya yang pedas tanpa rasa takut kepada siapapun yang dikritiknya selama apa yang diucapkannya dirasa benar. Sering kita lihat di salah satu acara TV sawsta, Indonesia Lawyers Club (ILC). Beliau adalah seorang guru besar dalam ilmu hukum di Universitas Airlangga, Surabaya.
Penulis kebetulan salah satu follower dari Twitter Prof. Sahetapy yang rajin sekali meng-update cuitanya. Banyak hal menarik sehingga merasa perlu untuk mem-posting cuitannya tanpa menambah mengurangi dan merubah isi dan menafsirkannya.
Cuplikan cuitanya dilakukan pada tanggal Posting 25 Juli 2014 dari jam 17.06 hingga 21.00 sebanyak 142 kali cuitan yang membahas masalah serangan PKS kubunya Prabowo terhadap Kubu Jokowi sebagai Kubu sarang PKI (Partai Komunis Indonesia) dengan #PKSvsPKI. Kita  mulai saja,
@ProfSahetapy 5:06 PM - 25 Jul 2014
Selamat sore, sekarang saya akan memberikan materi pencerahan. Semoga ini dianggap sebagai pencerahan bukan penyesatan.
Karena informasi yang beredar selama ini sebetulnya penyesatan dan memprovokasi karena dibonceng oleh kepentingan politik.
#PKSvsPKI 1. TM2000 pernah, sory.. bukan pernah, tapi sering menyebutkan kalau Jokowi adalah anak PKI. Alasannya apa?
#PKSvsPKI 2. Apalagi kalau bukan karena kepentingan politik. Bukan hanya itu, TM2000 juga mengatakan kalau partai A juga partai yg begini2
#PKSvsPKI 3. Partai yang selama ini dibela-bela oleh TM2000 sebetulnya adalah partai yang lebih menjurus kepada PKI.
#PKSvsPKI 4. Apa sih sebetulnya arti dari Komunisme yang sesungguhnya? banyak orang yang menganggap komunisme itu hanya sebatas paham Hitler
#PKSvsPKI 5. Sebetulnya defenisi komunis itu terletak pada keegoisan yang dibawakan oleh partai itu, meskipun partainya demokratis.
#PKSvsPKI 6. Kalau partainya egois dan hanya menganggap pahamnya saja yang benar, sama saja dengan komunis.
#PKSvsPKI 7. Partai Demoktatis, partai Agamis, Partai Sosialis, Partai Nasionalis, Partai Komunis atau partai kue lapis itu sama saja..
#PKSvsPKI 8. Semua partai ingin berebut kekuasaan dengan cara pendekatan yang berbeda-beda, tapi intinya hanya satu. Kekuasaan.
#PKSvsPKI 9. Saya akan meminjam kata orang bijak: “Maling teriak maling”.
#PKSvsPKI 10. Kalau kalian mengamat-amati PKI dan PKS secara mendalam, kalian akan menemukan kesamaan diantara mereka.
#PKSvsPKI 11. Jangan memandang PKS hanya karena mereka membawakan misi agama yang anda percayai, anda salah besar.
#PKSvsPKI 12. Bagi anda Islam adalah agama, tapi bagi para politikus, agama adalah bisnis yang sangat menguntungkan.
#PKSvsPKI 13. Kesamaan yang pertama adalah Internasionalis yang dianut oleh PKI dan PKS. Internasionalis apa yang saya maksud?
#PKSvsPKI 14. Dahulu, PKI dianggap kepanjangan tangan Partai Komunis Uni Sovyet dan China. Pemikiran ini terus berkembang hingga sekarang.
#PKSvsPKI 15. Sama halnya juga dengan PKS yang merupakan perpanjangan tangan Ikhwanul Muslimin (IM) dari Mesir.
#PKSvsPKI 16. PKS mengambil IM versi Said Hawwa faksi Qiyadah Syaikh.
#PKSvsPKI 17. Cita-cita gerakan komunis agar tercipta keadilan distributif ala sosialisme di seluruh negri.
#PKSvsPKI 18. Sementara cita-cita PKS juga ingin menciptakan keadilan distributif ala Islam.
#PKSvsPKI 19. Sementara sudah jelas di Indonesia tidak hanya beragama Islam, tapi mereka ingin memaksakan semuanya sama.
#PKSvsPKI 20. PKI ingin menciptakan keadilan secara sosilis, sementara PKS ingin menciptakan keadilan secara Islamis.
#PKSvsPKI 21. Jadi PKI juga termasuk bagian dari partai Komunis yang ingin memaksakan dan menggeneralkan satu kebenaran menurut versi mereka
#PKSvsPKI 22. PKI tidak secara terang-terangan mengacu kepada gerakan Komunisme di Uni Sovyet maupun China. Demikian juga dengan PKS
#PKSvsPKI 23. Intinya kedua partai ini sama-sama ingin menyamaratakan masyarakat Indonesia dengan satu paham yang mereka anut.
#PKSvsPKI 24. Dalam piagam pendirian dan AD/ART tidak ada disebutkan PKS perpanjangan tangan IM dari Mesir
#PKSvsPKI 25. Meskipun demikian baik PKS atau PKI memiliki orientasi gerakan yang sama, gerakan Universal Internasionalis
#PKSvsPKI 26. Inilah yang menjadi masalah di Indonesia, apakah mungkin Indonesia disamakan dengan dunia luar?
#PKSvsPKI 27. Paham Universal Internasionalis ini tidak cocok dengan Indonesia, bagaimana mungkin Indonesia disamakan dengan agama Islam?
#PKSvsPKI 28. Paham Universal Internasionalis ini tidak cocok dengan Indonesia, bagaimana mungkin Indonesia disamakan dengan negara Komunis?
#PKSvsPKI 29. Itu sebabnya paham PKI harus dibersihkan dari Indonesia, demikian juga paham yang ingin menjadikan Indonesia jadi negara Islam
#PKSvsPKI 30. Paham Universal Internalis tidak cocok di Indonesia, apalagi pahamnya ini ingin memberlakukan peraturan dari salah satu agama
#PKSvsPKI 31. Ketika ada tokoh yang mengatakan memberantas paham ini, beberapa detik kemudian tokoh itu langsung dilabeli “Anti Islam”
#PKSvsPKI 32. Tidak ada yang anti Islam, para tokoh itu hanya anti paham Universal Internasionalis.
#PKSvsPKI 33. Kenapa ada orang yang mendukung paham yang dibawakan PKS? yaa.. karena orang itu beragama Islam, wajar kalau dia dukung.
#PKSvsPKI 34. Sayangnya tidak semua orang Indonesia yang beragama Islam, jadi paham universal ini tidak bisa diterapkan di Indonesia.
#PKSvsPKI 35. Jangan seenaknya dong menentukan peraturan dinegara seribu suku, seribu perbedaan, seribu keberagaman.
#PKSvsPKI 36. Ada partai yang melawan Universal Internasionalis di Indonesia, ketika partai ini bersuara, mereka langsung dituduh Komunis.
#PKSvsPKI 37. Ketika partai itu melawan, partai itu dituduh sebagai partai yang anti Islam. Kok anti Islam sih? mereka kan beragama Islam?
#PKSvsPKI 38. Sebetulnya kalian saja yang tidak paham apa yang diperjuangkan Partai yang menolak Universal Internasionalis itu.
#PKSvsPKI 39. Memaksakan hal yang berbeda menjadi satu paham bukanlah sesuatu hal yang bersifat positif.
#PKSvsPKI 40. Jika ada orang yang melawan PKS, mereka bukan melawan Islam, tapi mereka melawan Paham Universal Internasionalis. Catat!
#PKSvsPKI 41. Sebetulnya apa tujuan dari jaringan antar Komune (PKI) dan Ikhwan (PKS) ??
#PKSvsPKI 42. Tujuan mereka adalah untuk menjalin solidaritas dan persaudaraan lintas negara menjadi kuat.
#PKSvsPKI 43. Diluar partai masih ada ormas yang berorientas Internasionalis seperti Hizbul Tahir.
#PKSvsPKI 44. Sekalipun PKS membawa ajaran Agama, tapi mereka sebetulnya menggunakan cara-cara Komunis. Memaksakan kehendak.
#PKSvsPKI 45. Seandainya anda tidak beragama Islam, apakah anda setuju dengan ajaran yang ingin menjadikan negara ini menjadi Negara Islam?
#PKSvsPKI 46. dapat ditebak, anda juga tidak akan setuju dengan paham itu. Itu yang dilihat oleh partai yang menolak ajaran Universal itu.
#PKSvsPKI 47. Mereka sebetulnya bukan anti terhadap Islam, mereka hanya anti terhadap ajaran yang menyamaratakan perbedaan.
#PKSvsPKI 48. Saat partai anti yang universalis internasionalis ini bergerak, PKS pun menggunakan senjata Agama kepada masyarakat awam.
#PKSvsPKI 49. PKS langsung melabeli partai A dengan “Mereka anti Islam”. Anehnya, masyarakat Indonesia yg belum ngerti langsung percaya..
#PKSvsPKI 50. Sekarang saya akan membocorkan metode yang digunakan oleh PKS.
#PKSvsPKI 51. Partai itu - mau setengah mati dibilang paling agamis pun - tetap saja partai, bukan agama, apalagi Tuhan
#PKSvsPKI 52. Jadi kalau sudah melenceng jauh tidak perlulah dibela mati-matian dan dicari cari pembenarannya, sehingga fanatik buta.
#PKSvsPKI 53. Kalau anda membela mati-matian PKS, ntar malah jadi pemberhalaan loh.
#PKSvsPKI 54. Ini cara PKS berjaya menanamkan idealismenya kepada masyarakat Indonesia.
#PKSvsPKI 55. Giliran melobi, mendekati, dan seolah olah mendukung penguasa baru, ya Tifatul Sembiring jagoannya.
#PKSvsPKI 56. giliran Teriak-teriak sesuka hati - mau bilang sinting, mau bilang apa kek - alias mengumbar mulut bau ya Fahri Hamzah
#PKSvsPKI 57. giliran tebar pesona kepada khalayak ramai ya Anis Mata.
#PKSvsPKI 58. giliran ngritik tajam ya Hidayat Nurwahid..
#PKSvsPKI 59. Cara seperti ini mengingatkan saya dengan permainan catur. Masing-masing punya fungsi, punya langkah dan cara yang berbeda.
#PKSvsPKI 60. Namun tujuan akhirnya adalah memenangkan si raja hitam atau si raja putih. Inilah politik kawan..
#PKSvsPKI 61. Jangan harap PKS itu murni seratus persen membawakan ajaran Islam, justru mereka yg mencoreng Islam kawan..
#PKSvsPKI 62. Nanti kalau saya bilang gini, saya dituduh anti Islam, padahal saya bukan anti Islam, saya hanya anti paham Universalisme dong
#PKSvsPKI 63. Demikian juga partai lain yang melawan PKS, mereka bukan melawan ISLAM, mereka melawan IDEOLOGI Komunis yg ada dalam PKS
#PKSvsPKI 64. Jaringan Internasionalis antar komune (PKI) dan ikhwan (PKS) menjadikan solidaritas & persaudaraan lintas negara menjadi kuat.
#PKSvsPKI 65. Seperti PKI yang membantu mengembangkan gerakan komunis di Vietnam, dan merespon ketegangan blok soviet dan Amerika.
#PKSvsPKI 66. Demikian halnya dengan PKS, yang sangat cepat merespon HI Palestina bernama HAMMAS dalam perjuangan melawan Israel.
#PKSvsPKI 67. Makanya tak PKS lebih peduli dengan isu Palestina, ketimbangan isu Tenaga Kerja Indonesia di Arab yang menderita.
#PKSvsPKI 68. Karena PKS lebih terikat pada ideologi Internasionalis daripada ikatan ideologi Nasionalis. Apakah ini yang anda inginkan?
#PKSvsPKI 69. Padahal TKI yang menjadi korban di Arab sana, mayoritas Muslim.
#PKSvsPKI 70. Kalau ada ketegangan di Palestina misalnya, PKS seperti kebakaran jenggot. Padahal ada ketegangan di Indonesia..
#PKSvsPKI 71. PKS tidak perduli, mereka lebih memperdulikan Internasionalisme ketimbang Nasionalisme.
#PKSvsPKI 72. Bukan hanya itu, mereka hanya memperdulikan orang yang berada dalam lingkupnya saja. Bukankah ini ciri-ciri komunis?
#PKSvsPKI 73. PKS adalah komunis dalam kemasan agamais..
#PKSvsPKI 74. Untuk menunjang ikatan solidaritas persaudaraan, PKI membangun Poros Jakarta Peking.
#PKSvsPKI 75. Sedangkan PKS, membangun poros Indonesia Turki.
#PKSvsPKI 76. Selain membangun komunikasi juga membuat program pendidikan para kader.
#PKSvsPKI 77. Persis dengan PKI yang mengirim kadernya untuk belajar di Universitas di China, Moskow, Prancis dan negara Eropa lainnya.
#PKSvsPKI 78. PKS pun mendapat jalan untuk mengirimkan kadernya untuk belajar di berbagai Universitas di Timur Tengah dimana IM ada disana.
#PKSvsPKI 79. Saat ini IM cukup berkembang di Syiria, Yordania, Iraq, Libanon, Turki, Arab Saudi, Yaman dan Sudan. Oopps.. Yordania??
#PKSvsPKI 80. Sekedar informasi, Saat pendirian awal PKS pada tahun 1998, IM dari negara di Timur Tengah banyak membantu pendanaan..
#PKSvsPKI 81. Baik PKI ataupun PKS sama-sama lebih mementingkan Internasionalisme dan sistem sekutu-sekutu.
#PKSvsPKI 82. PKS berusaha mencari sekutu dari negara Islam. Tidak masalah memang paham Internasionalisme, tapi utamakan Nasionalisme dulu.
#PKSvsPKI 83. PKI, PKS, Komunis, Agamis punya musuh bersama. Paham ini yang menjadi dasar pemikiran Internasionalis PKI dan PKS.
#PKSvsPKI 84. Siapa musuh mereka? kita semua sudah tau. Tak perlu dijelaskan lagi..
#PKSvsPKI 85. Perbedaan ideologi memacu ketegangan antar blok dunia.
#PKSvsPKI 86. Meskipun Indonesia secara nyata berada pada posisi Non Blok, akan tetapi karena pengaruh PKI.
#PKSvsPKI 87. Sukarno sering menyerang kebijakan Amerika dan Inggris karena PKI menerima semua masukan dari orang Indonesia, termasuk PKI
#PKSvsPKI 88. Kebencian komunis terhadap Amerika dan Inggris, sama dengan partai komunis di negara manapun.
#PKSvsPKI 89. Mengapa anda membenci Amerika dan Inggris? ya itu dia.. dalam otak anda masih tersisa ajaran-ajaran PKI.
#PKSvsPKI 90. Demikian juga dengan PKS, yang memandang Amerika dan Israel sebagai musuh bersama.
#PKSvsPKI 91. Dimanapun IM berada dan di negara manapun itu, musuh mereka tetap sama. Musuh IM tetap Amerika, Inggris dan sekutunya.
#PKSvsPKI 92. PKI dan PKS berusaha menanamkan ajaran yang Internasionalis kepada anda.
#PKSvsPKI 93. Sementara partai Nasionalis ingin mengajak anda mementingkan Indonesia dulu, baru mementingkan Internasional.
#PKSvsPKI 94. Bendera PKS mengajak anda adalah Bendera Agama.
#PKSvsPKI 95. Inilah yang menjadi dilema bagi masyarakat Indonesia, mengutamakan Internasionalisme atau Nasionalisme?
#PKSvsPKI 96. Untuk identifikasi musuh, maka diciptakan jargon bersama.
#PKSvsPKI 97. PKI menyebut Amerika dan sekutunya sebagai bahaya Imperialisme
#PKSvsPKI 98. Sedangkan PKS & IM menyebutnya sebagai bahaya Zionis. Jelas sekali PKS dan PKI punya misi menghancurkan musuh yang sama.
#PKSvsPKI 99. PKS & PKI termasuk Komunis juga sebetulnya, hanya saja mereka dalam kemasan yang berbeda, yang satu Sosialis, yang satu Agamis
#PKSvsPKI 100. Jargon PKI dan PKS itu sama dinegara-negara yang menganutnya, Secara tidak langsung menunjuk pada sasaran yang sama.
#PKSvsPKI 101. Sasaran PKS dan PKI adalah Amerika, Israel, Inggris. Sudah jelas.. PKS dan PKI punya musuh yang sama.
#PKSvsPKI 102. Seperti itulah cara PKS dan PKI untuk melawan musuh Internasionalnya. Lalu bagaimana dengan menghadapi Musuh dalam negeri?
#PKSvsPKI 103. Untuk musuh di dalam negri, mereka biasa menyebut dengan istilah “antek atau agen”. Voila.. terbongkar sudah..
#PKSvsPKI 104. PKI menyebut antek atau agen Imperialis, sedang PKS menyebunya antek atau agen Zionis.
#PKSvsPKI 105. Siapapun orang atau organisasi yang dianggap PKS dan PKI sebagai musuh, maka akan keluar stigma Antek asing..
#PKSvsPKI 106. Saya membenarkan kalau ada gerakan Zionisme, tapi sebetulnya itu mengacu pada kekuasaan yg ingin diciptakan oleh USA.
#PKSvsPKI 107. Sayangnya negara/gerakan yang tidak sepaham dengan paham Imperialis hanyalah Komunis… hanya kedua paham ini yg ada.
#PKSvsPKI 108. Kalau PKS dan PKI membelot dan menolak Amerika, artinya PKS dan PKI adalah….. (Jawab sendiri)
#PKSvsPKI 109. Yang terjadi di Indonesia, TM2000 menyebut Jokowi agen Asing. Artinya TM2000 itu kalau tidak Komunis, pasti PKS.
#PKSvsPKI 110. Baik PKI dan PKS tidak menyukai hal yang berbau “barat”, TM2000 juga seperti itu..
#PKSvsPKI 111. Bagi mereka barat identik dengan Liberal. PKI sering menuding pejabat negara dengan hidup mewah dicap sebagai prilaku Liberal
#PKSvsPKI 112. Demikian juga dengan PKS yang sering menuding orang dengan cap serupa: Liberal.
#PKSvsPKI 113. Diantaranya menuding Liberal kepada media massa. Padahal senyatanya prinsip kebebasan pers hanya tumbuh di negara demokratis.
#PKSvsPKI 114. Hanya negara yang otoriter yang membatasi ruang kebebasan pers.
#PKSvsPKI 115. Ketika Uni Soviet berhadapan dengan sekutu yg dipimpin oleh Amerika dalam perebutan Jerman tahun 1945
#PKSvsPKI 116. maka saat itu juga, kebencian terhadap Amerika dan sekutunya lahir dan menyebar luas dinegara komunis.
#PKSvsPKI 117. Kebencian Uni Soviet terhadap Amerika ditularkan gerakan komunis di Indonesia.
#PKSvsPKI 118. Demikian juga dengan gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir yang secara langsung terlibat perang di Palestina melawan Israel.
#PKSvsPKI 119. Kebencian terhadap Israel zionis Amerika, ditularkan juga ke Indonesia melalui ajaran PKI dan PKS.
#PKSvsPKI 120. Padahal kalau kita menelisik sejarah, musuh Indonesia adalah Belanda, Jepang dan NICA Inggris.
#PKSvsPKI 121. Kok bisa yah secara tiba-tiba kita membenci Amerika? Belum pernah bangsa Indonesia berkonfrontasi langsung dengan Amerika.
#PKSvsPKI 122. Inilah paham yang disebarkan oleh PKS dan PKI. Aneh kan orang Indonesia lebih membenci Musuh Komunis daripada musuh Nasional?
#PKSvsPKI 123. Padahal Amerika yang membebaskan Indonesia dari penjajahan Jepang dengan cara tidak langsung.
#PKSvsPKI 124. Kalau seandainya Bomb tidak jatuh di Hirosima dan Nagasaki, tidak akan pernah terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia.
#PKSvsPKI 125. Tapi inilah paham yang diajarkan PKI dan PKS. Kita diajak untuk memusuhi musuh Komunis. Musuh komunis siapa?
#PKSvsPKI 126. Siapa lagi kalau bukan Amerika?
#PKSvsPKI 127. Namun bibit permusuhan dengan Amerika dibawa oleh komunis Soviet, maka PKI pun mengangap sebagai musuh bersama.
#PKSvsPKI 128. Demikian juga Israel belum pernah terlibat konfrontasi langsung dengan Indonesia.
#PKSvsPKI 129. Tapi secara misterius Indonesia langsung membenci Israel, hanya karena agama.
#PKSvsPKI 130. Ingat, agama anda sudah dimanfaatkan oleh para komunis untuk melawan Amerika.
#PKSvsPKI 131. Saya bukan orang Komunis dan juga bukan Imperialis, saya netralis.. saya hanya pengamat..
#PKSvsPKI 132. Sebaliknya, PKI tidak pernah menjadikan zionis atau Israel sebagai isu yang menyulut api permusuhan.
#PKSvsPKI 133. Demikian juga dengan PKS, tidak pernah menjadikan komunis Soviet (Rusia) dan China, sebagai isu permusuhan
#PKSvsPKI 134. Padahal jika dilihat ajaran komunisme dianggap ateis atau tidak mengakui adanya Tuhan.
#PKSvsPKI 135. Itu sebabnya saya mengatakan kalau PKS adalah Komunisme dalam kemasan yang berbeda, mereka komunis dalam kemasan Agamais.
#PKSvsPKI 136. PKI dan PKS sangat kaya perbendaharaan kata untuk memberi stempel bagi musuh-musuhnya.
#PKSvsPKI 137. Dahulu ada cap seperti kaum sarungan, tuan tanah, feodal, kapitalis birokrat (kabir), sekterian, revisionis, anti rakyat.
#PKSvsPKI 138. Kalian anak muda yang membaca Twit ini mungkin tidak akan tau dengan sebutan-sebutan ini, karena belum lahir.
#PKSvsPKI 139. Sekarang PKS muncul dan memberikan cap kafir, dajjal, tukang fitnah, thogut, musyrik kepada musuh-musuhnya.
#PKSvsPKI 140. Pendek kata, baik PKI dan PKS sangat mudah memberi cap stempel kepada musuh-musuhnya.
#PKSvsPKI 141. Saya sudah menjelaskan Prinsip Internasionalis dan Musuh Bersama PKI dan PKS, sebetulnya masih banyak yg ingin saya jelaskan
#PKSvsPKI 142. Tapi untuk beberapa menit kedepan kuliah kita Istrahat dulu, saya mau membuat secangkir kopi hangat.
Penulis merasa tidak perlu untuk menafsirkan semua hal diatas karena tidak pada kapasitasnya, jadi silahkan pembaca tafsirkan sendiri apa yang terkandung di dalamnya. Dan tentu saja sangat panjang, perlu  kemauan untuk mambacanya.

Note: Setelah tulisan ini dipublish, penulis coba melacak kebenaran dari akun Prof. Sahetapy. Apakah beliau benar2 punya twitter?

Selasa, 11 Maret 2014

Karena Saya Orang Blitar, yg belum akan menyerah (Surat Terbuka Untuk Orang Blitar)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

 Pertama saya mohon maaf apabila saya lancang membuat tulisan ini dan tidak berkenan di hati Bapak/Ibu. Saya Abdullah Kafabih satu-satunya Caleg DPR RI Demokrat yang asli Blitar. Sampai SMU/SMA saya selesaikan di Blitar baru kuliah di Malang dan bekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi di Jakarta. Saya percaya orang Blitar lebih percaya orangnya sendiri dibanding orang lain, lebih percaya anak asli Blitar dari pada anak daerah lain. Saya sepakat dijaman seperti ini tidak relavan menonjolkan SARA, tapi kalau ada anak sendiri yang baik kenapa pilih anak lain? Bagi saya Politik adalah dukungan dan dukungan tidak akan datang sendiri tapi harus dicari. Saya tidak akan menang tanpa bantuan dan dukungan orang lain.

 Menurut saya esensi reformasi adalah perubahan menuju perbaikan, tidak cukup hanya berubah dari orde baru ke orde reformasi, atau dari kurang demokratis ke demokratis. Apalagi demokrasi sekarang ini terbukti lebih menjadi demokrasi yang mudah memakai uang, sebagian dari politisi pemimpin daerah atau pemimpin lembaga negara tidak jelas asal usulnya karena memakai uang. Akibatnya mereka mudah lupa bahwa dibalik jabatan itu ada tanggung jawab, selalu ada kehormatan yang harus dijaga. Saya tak menafikan hal yang sama akan terjadi sekarang. Akan tetapi, saya yakin di masyarakat sudah terbentuk cara pandang bahwa hal seperti itu salah.

 Fakta bahwa saya bekerja sama dengan lebih dari 15 orang Caleg DPRD, tetapi ada pesan kuat yang saya sampaikan bahwa saya menolak politik uang. Apabila mereka melakukan dibelakang saya itu tanggung jawab mereka masing-masing karena realitas di lapangan menunjukkan masyarakat sangat pragmatis dan mau hal yang konkrit seperti bantuan sembako, jalan bahkan dalam bentuk uang.

 Meskipun saya mampu, kenapa bukan politik uang yang saya tempuh sebagai jalan paling mudah. Tapi kok malu rasanya tiba-tiba menjadi orang paling baik, paling dermawan tapi dibelakangnya mengharapkan sesuatu. Pesan orang tua saya pun jelas untuk menggunakan jalan yang benar dan lurus. Politik itu ada 10 pintu, 9 pintu di ujungnya adalah penjara atau neraka dan hanya 1 yang menuju surga. Saya akan memilih 1 pintu itu itu walaupun resikonya kalah. Kalah bukan akhir dari segalanya, saya sedikit berbeda bukan seperti yang lainnya kalau kalah menjadi pengangguran. Yang saya pertaruhkan gaji beberapa bulan ini yang saya anggap sebagai pengorbanan, sangat susah mendorong orang baik menjadi Caleg karena biayanya sangat besar, saya sadar dan baru kali ini mencari kerja untuk Negara harus memakai uang dengan taruhan gaji yang di dapat nanti hampir sama yang saya dapatkan sekarang. Sebagai mantan aktifis yang bisa mencapai puncak karir (Presiden BEM di Unibraw) geram dan gatal tangan rasanya melihat kelakuan penyelenggara Negara sekarang. Ya sudahlah, mari kita nyalakan lilin daripada terus mengutuk kegelapan.

 Karena saya bukan siapa-siapa, hanya pekerja profesional biasa. Maka yang saya lakukan harus sangat berbeda dibandingkan orang lain, bekerja juga lebih keras dibanding caleg lain. Saya membuat baliho pun juga unik, dengan anak saya dan dengan kata-kata yang sedikit keras. Yang akhirnya dipermasalahkan, yang paling menyedihkan ternyata yang memperasalahkan adalah teman separtai juga. Sedih rasanya ketika teman ternyata malah menjatuhkan, saya sempat frustasi juga kenapa politik kita kok saling menjatuhkan diantara teman sendiri, kalau dengan partai lain pasti akan saya lawan tapi saya tidak sanggub kalau harus melawan saudara sendiri, lebih baik mengalah dengan mengapus foto anak saya. Padahal Panwaslu pun akhirnya memutuskan tidak melanggar UU pemilu atau aturan kampanye. Sedih sekali tapi sebagai orang Blitar saya tidak akan menyerah.

Saya tidak mau berpanjang lebar, inti dari tulisan saya adalah meminta dukungan seperti yang saya sampaikan diatas, saya tidak akan menang tanpa bantuan orang lain. Tolonglah saya dan tolonglah diri anda sendiri untuk mendukung orang baik dan mewujudkan negeri ini lebih baik lagi.

Demikian tulisan ini saya buat,untuk referensi Bapak/Ibu. Atas kurang lebihnya saya mohon maaf sebesar-besarnya.

 Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

 Jakarta, 06 Maret 2014
 Hormat saya

Abdullah Kafabih

Sabtu, 27 April 2013

Kelurga

Inilah keluarga kecilku, selalu kusayang dan kubanggakan. Sebagian besar hidup dan waktuku bersama mereka, dan berharap menghembuskan nafas terakhir nanti di tengah-tengah mereka. Dengan cinta berusaha ku bangun keluarga kecilku, senakal apa pun anakku, sekuat tenaga aku berkomitment untuk sabar dan tidak memukul anak-anakku. Seingatku, baru dua kali aku memukul anakku yang paling besar, tapi rasanya setelah itu menyesalnya bukan main. Sebenarnya kalau di ingat, sebenarnya nakalnya mereka itu hanya cari perhatian. karena aku lagi baca, atau lagi ngobrol dan tidak memerhatikan anakku. Aku tahu setiap anak maunya selalu di perhatikan dan disayang, nakal adalah wajar dan pintar. Nakal adalah proses belajar mereka, dialektika harus di utamakan. Semalas apapun mereka, gak mau mandi dan gak mau sekolah bujukan, rayuan adalah utama. Tidak ada pemaksaan karena kebahagiaan adalah hak mereka. Tanggung jawabku adalah memastikan mereka menjadi anak Allah, yang berbakti dan ber ahlakul islami. Cara dialektika dan pengulangan kata2 akan aku utamakan. Kevin Muhammad Roshan => Anak pertamaku, sebuah cinta kasih yang sangat aku bahagiakan. Saat setelah kelahirannya langsung dia menatapku, begitu indah dan cakep anak ku ini, bahagianya belum pernah aku rasakan sebelumnya. Sampai saat ini dia sangat sayang sama aku, setiap aku pulang dia akan berteriak kencang "Ayaaah" dan langsung memelukku dimana saja tidak peduli di tengah jalan atau di rumah orang. Kevin adalah Kafa Venti, cinta kami berdua. Muhammad adalah yang terpuji, Nabi kami, seorang manusia yang pernah lahir di bumi menjadi panutan dan idola utama kami. Roshan, Cahaya Harapan => bagi kami dan juga nama sebuah perusahaan seluler di Afganistan yang dua kali menawari saya dengan gaji dan fasilitas luar biasa, maaf tidak bisa dan semoga menjadi sinar harapan bagi rakyat Afganistan. Vinka Nura Azizia => Putriku satu2 nya, cantik luar biasa dan benar2 Nura ku. Wajahnya mirip denganku dan selalu berebut dengan kakak nya untuk dekat denganku. Vinka, Venti Kafa => cinta kami berdua. Nura => Cahaya kami berdua. Azizia => Agung dan Mulia, sebenernya pinginnya Aulia tapi anak saudara dinamain Aulia dan istri maunya Azizia saja. Keluargaku, semoga selalu menjadi tempatku berlabuh di saat suka dan duka, sampai aku tutup usia. Amin3x. Kafa, 27 April 2013

Rabu, 27 April 2011

IBU ITU PEMBOHONG , wajib tau !!!

ada email dr temen, tulisannya lumayan bagus neech

IBU ITU PEMBOHONG , wajib tau !!!

Sukar untuk orang lain percaya,tapi itulah yang terjadi, ibu saya memang seorang pembohong!! Sepanjang ingatan saya sekurang-kurangnya 8 kali ibu membohongi saya. Saya perlu catatkan segala pembohongan itu untuk dijadikan renungan anda sekalian.

Cerita ini bermula ketika saya masih kecil. Saya lahir sebagai seorang anak lelaki dalam sebuah keluarga sederhana. Makan minum serba kekurangan. Kami sering kelaparan.

Adakalanya, selama beberapa hari kami terpaksa makan ikan asin satu keluarga. Sebagai anak yang masih kecil, saya sering merengut. Saya menangis, ingin nasi dan lauk yang banyak. Tapi ibu pintar berbohong. Ketika makan, ibu sering membagikan nasinya untuk saya. Sambil memindahkan nasi ke mangkuk saya, ibu berkata : “”Makanlah nak ibu tak lapar.”

PEMBOHONGAN IBU YANG PERTAMA.

Ketika saya mulai besar, ibu yang gigih sering meluangkan watu senggangnya untuk pergi memancing di sungai sebelah rumah. Ibu berharap dari ikan hasil pancingan itu dapat memberikan sedikit makanan untuk membesarkan kami. Pulang dari memancing, ibu memasak ikan segar yang mengundang selera. Sewaktu saya memakan ikan itu, ibu duduk disamping kami dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang bekas sisa ikan yang saya makan tadi. Saya sedih melihat ibu seperti itu. Hati saya tersentuh lalu memberikan ikan yg belum saya makan kepada ibu. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya. Ibu berkata : “Makanlah nak, ibu tak suka makan ikan.”

PEMBOHONGAN IBU YANG KEDUA.

Di awal remaja, saya masuk sekolah menengah. Ibu biasa membuat kue untuk dijual sebagai tambahan uang saku saya dan abang. Suatu saat, pada dinihari lebih kurang pukul 1.30 pagi saya terjaga dari tidur. Saya melihat ibu membuat kue dengan ditemani lilin di hadapannya. Beberapa kali saya melihat kepala ibu terangguk karena ngantuk. Saya berkata : “Ibu, tidurlah, esok pagi ibu kan pergi ke kebun pula.” Ibu tersenyum dan berkata : “Cepatlah tidur nak, ibu belum ngantuk.”

PEMBOHONGAN IBU YANG KETIGA.

Di akhir masa ujian sekolah saya, ibu tidak pergi berjualan kue seperti biasa supaya dapat menemani saya pergi ke sekolah untuk turut menyemangati. Ketika hari sudah siang, terik panas matahari mulai menyinari, ibu

terus sabar menunggu saya di luar. Ibu seringkali saja tersenyum dan mulutnya komat-kamit berdoa kepada Illahi agar saya lulus ujian dengan cemerlang. Ketika lonceng berbunyi menandakan ujian sudah selesai, ibu dengan segera menyambut saya dan menuangkan kopi yang sudah disiapkan dalam botol yang dibawanya. Kopi yang kental itu tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang ibu yang jauh lebih kental. Melihat tubuh ibu yang dibasahi peluh, saya segera memberikan cawan saya itu kepada ibu dan menyuruhnya minum. Tapi ibu cepat-cepat menolaknya dan berkata : “Minumlah nak, ibu tak haus!!”

PEMBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT.

Setelah ayah meninggal karena sakit, selepas saya baru beberapa bulan dilahirkan, ibulah yang mengambil tugas sebagai ayah kepada kami sekeluarga. Ibu bekerja memetik cengkeh di kebun, membuat sapu lidi dan menjual kue-kue agar kami tidak kelaparan. Tapi apalah daya seorang ibu. Kehidupan keluarga kami semakin susah dan susah. Melihat keadaan keluarga yang semakin parah, seorang tetangga yang baik hati dan tinggal bersebelahan dengan kami, datang untuk membantu ibu. Anehnya, ibu menolak bantuan itu. Para tetangga sering kali menasihati ibu supaya menikah lagi agar ada seorang lelaki yang menjaga dan mencarikan nafkah untuk kami sekeluarga. Tetapi ibu yang keras hatinya tidak mengindahkan nasihat mereka. Ibu berkata : “Saya tidak perlu cinta dan saya tidak perlu laki-laki.”

PEMBOHONGAN IBU YANG KELIMA.

Setelah kakak-kakak saya tamat sekolah dan mulai bekerja, ibu pun sudah tua. Kakak-kakak saya menyuruh ibu supaya istirahat saja di rumah. Tidak lagi bersusah payah untuk mencari uang. Tetapi ibu tidak mau. Ibu rela pergi ke pasar setiap pagi menjual sedikit sayur untuk memenuhi keperluan hidupnya. Kakak dan abang yang bekerja jauh di kota besar sering mengirimkan uang untuk membantu memenuhi keperluan ibu, pun begitu ibu tetap berkeras tidak mau menerima uang tersebut. Malah ibu mengirim balik uang itu, dan ibu berkata : “Jangan susah-susah, ibu ada uang.”

PEMBOHONGAN IBU YANG KEENAM.

Setelah lulus kuliah, saya melanjutkan lagi untuk mengejar gelar sarjana di luar Negeri. Kebutuhan saya di sana dibiayai sepenuhnya oleh sebuah perusahaan besar. Gelar sarjana itu saya sudahi dengan cemerlang, kemudian saya pun bekerja dengan perusahaan yang telah membiayai sekolah saya di luar negeri. Dengan gaji yang agak lumayan, saya berniat membawa ibu untuk menikmati penghujung hidupnya bersama saya di luar negara. Menurut hemat saya, ibu sudah puas bersusah payah untuk kami. Hampir seluruh hidupnya habis dengan penderitaan, pantaslah kalau hari-hari tuanya ibu habiskan dengan keceriaan dan keindahan pula. Tetapi ibu yang baik hati, menolak ajakan saya. Ibu tidak mau menyusahkan anaknya ini dengan berkata ; “Tak usahlah nak, ibu tak bisa tinggal di negara orang.”

PEMBOHONGAN IBU YANG KETUJUH.

Beberapa tahun berlalu, ibu semakin tua. Suatu malam saya menerima berita ibu diserang penyakit kanker di leher, yang akarnya telah menjalar kemana-mana. Ibu mesti dioperasi secepat mungkin. Saya yang ketika itu berada jauh diseberang samudera segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Saya melihat ibu terbaring lemah di rumah sakit, setelah menjalani pembedahan. Ibu yang kelihatan sangat tua, menatap wajah saya dengan penuh kerinduan. Ibu menghadiahkan saya sebuah senyuman biarpun agak kaku karena terpaksa menahan sakit yang menjalari setiap inci tubuhnya. Saya dapat melihat dengan jelas betapa kejamnya penyakit itu telah menggerogoti tubuh ibu, sehingga ibu menjadi terlalu lemah dan kurus. Saya menatap wajah ibu sambil berlinangan air mata. Saya cium tangan ibu kemudian saya kecup pula pipi dan dahinya. Di saat itu hati saya terlalu pedih, sakit sekali melihat ibu dalam keadaan seperti ini. Tetapi ibu tetap tersenyum dan berkata : “Jangan menangis nak, ibu tak sakit.”

PEMBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN .

Setelah mengucapkan pembohongan yang kedelapan itu, ibunda tercinta menutup matanya untuk terakhir kali.
Anda beruntung karena masih mempunyai ibu dan ayah. Anda boleh memeluk dan menciumnya. Kalau ibu anda jauh dari mata, anda boleh menelponnya sekarang, dan berkata, ‘Ibu,saya sayang ibu.’ Tapi tidak saya, hingga kini saya diburu rasa bersalah yang amat sangat karena biarpun saya mengasihi ibu lebih dari segala-galanya, tapi tidak pernah sekalipun saya membisikkan kata-kata itu ke telinga ibu, sampailah saat ibu menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Ibu, maafkan saya. Saya sayang ibu…..
—————–
Sayangilah Ibu & Ayahmu selagi mereka masih hidup dan selagi kamu masih diberi umur oleh-Nya

Thanks
BR. Kafa

Selasa, 12 April 2011

Jakarta Menggugat

Jakarta sebagai sebuah kota seolah tengah menuju kematiannya, ibarat sebuah grafik trend nya sedang menurun terus. Klo tidak ada sebuah inofasi baru tentunya tidak ada harapan lagi bagi sebuah kota untuk terus hidup dan berkembang.
Kenapa Jakarta menuju ke arah kematian.
1. Kemacetan yg tak kunjung ada solusinya
Kalau kita jalan entah itu hari libur atau tidak, kemacetan kita temui dimana-mana. Knapa ini terjadi, banyaknya mobil tidak diimbangi dengan pembangunan jalan, dan yg disalahkan selalu orang yang beli mobil dan naik mobil, bukan pemerintah yang tidak membangun jalan. Anehnya seolah rakyat terus yang dianggap salah, salahnya apa kan udah bayar pajak. Coba bayangkan, pajak mobil motor itu 5 trillyun lebih di jakarta tapi yang kembali untuk jalan kurang dari 20 %, ya iyalah macet. Kok yg disalahin orang yg mengendarai mobil yang udah bayar pajak. Pemerintah DKI yg harus di dorong untuk lebih banyak membangun jalan, jalan layang harus dimana-mana dan berdasarkan perencanaan. Bukannya klo udah macet baru membangun, ya tambah macet laah saat pembangunannya. Kenapa para pengguna jalan tidak di pikirkan kerugiannya.
Kemudian pembangunan jalan layang yg terus terang saja saya bingung, kenapa malah jalan Casablanka dan Dr. Satrio yg relatif lancar dibangun jalan layang non tol, bukan jalan lain yg lebih macet tiap harinya seperti Mampang dll. Kalau dilihat di JL. Dr. Satrio macet nya hanya di depan Mall ITC kuningan karena banyaknya penyebrang jalan, kenapa tidak dibangun jembatan penyebrangan saja, toh dari ujung ke ujung itu Jembatan penyebrangan gak ada gimana gak banyak orang yg nyebrang jalan kalau begitu.
Kebijakan monorel yg gak jelas, mangkrak dah bertahun-tahun. Sampai kapan warga Jakarta di suruh nunggu.
2. Penguasa yang bukan Pemimpin
Sosok Pak gubernur yg mohon maaf seperti tidak ada terobosan, biasa aja. Walaupun saya mengidolakan nya sebagi tokoh NU yg sukses tapi jujur saja biasa saja dan kalau tidak ada dia pun Jakarta tetap jalan artinya seperti tidak ada fungsinya. Harusnya seorang pemimpin itu harus kuat dan berkarakter tidak sekedar memerintah saja, harus bisa memberi inspirasi ke bawahan dan rakyatnya. Ini janji kampanyenya mana Pak yang bilang Jakarta bebas macet, apa mungkin saya salah dengar yaaa....
3. Banyaknya Bangunan Tanpa Rencana dan IMB
dimana-mana kita akan temuin orang sedang bangun rumah atau ruko, tapi kalau di cermati banyak sekali yang tanpa ijin atau IMB. Jadinya membangun tanpa sisa, tidak ada untuk resapannya apa lagi untuk kawasan hijau. Ketika akan mengurus IMB sulitnya bukan main.
4. Aparat Yang Tidak Akuntable
Kalau kita mau ngurus surat-surat di Kelurahan, mana ada yg gratis. Kalau mau gratis yaa lama. Kalau mau lihat dijalan, banyak angkot yg ngetem di perempatan jalan dan di situ ada polisinya, kan jadi curiga ini ngemal (bayar) gak yaa ke polisi. Bahkan yg bikin saya jengkel, tiap hari di Perempatan pasar rebo, selalu macet karena Bis pada ngetem, jelas di situ ada tanda di larang parkir dan di situ ada juga Polisinya. Kok bisa yaaaa???? Kalau kayak gini gimana saya percaya sama polisi lalu lintasnya, kasihan panas2 an ngatur Lalin tapi bakal dapat respek yg jelek dari masyarakat apa lagi dari saya, yaa paling aku cuman berani ngumpat dalam hati. Mana berani sama pistolnya.



Klo menurutku Jakarta perlu sebuah evolusi/tansformasi yang menyeluruh untuk menjadi sebuah kota yang nyaman di tinggalin. Sekarang enak naik motor timbang naik angkot atau mobil, ngojeek aaach

Minggu, 23 Agustus 2009

Jenderal Sudirman

“Kita sandarkan perjuangan kita sekarang ini atas dasar kesucian, kitai yakin, bahwa Tuhan Yang Maha Esa tidak akan melalaikan hamba-Nya yang memperjuangkan sesuatu yang adil berasaskan kesucian bathin. Jangan cemas, jangan putus asa, meski kita sekalian menghadapi macam-macam kesukaran dan menderita segala kekurangan, karena itu kita insya Allah akan menang, jika perjuangan kita sungguh berdasarkan kesucian, membela kebenaran dan keadilan. Ingatlah pada firman tuhan dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 138 yang berbunyi: “Walaa tahinu walaa tahzanuu, Wa antumul a’launa inkuntum mu’minin”, yang artinya “Janganlah kamu merasa rendah, jangan kamu bersusah hati sedang kamu sesungguhnya lebih baik jika kamu mukmin.”



Dengan penuh keyakinan sang Jenderal menyiapkan pasukannya. Kutipan ayat-ayat suci itu bukanlah pemanis bibir untuk mendongkrak popularitas. Kalimat agung itu hanya akan mampu dilahirkan oleh orang yang meyakininya. Pesan Rabbaniyah itu mengiringi seruan mobilisasi dalam menghadapi kekuatan Belanda, pada agresi kedua.



Dua jam sebelum pendaratan (Belanda, red), Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman yang masih berumur 30 tahun, membangunkanku. Setelah menyampaikan informasi yang diterimanya terlebih dahulu, dia mendesak, “Saya minta dengan sangat, agar Bung Karno turut menyingkir. Rencana saya hendak meninggalkan kota dan masuk hutan. Ikutlah Bung Karno dengan saya.”



Sambil mengenakan pakaianku cepat-cepat aku berkata:



“Dirman, engkau seorang prajurit. Tempatmu di medan pertempuran dengan anak buahmu. Dan tempatmu bukanlah pelarian bagi saya. Saya harus tinggal di sini, dan mungkin bisa berunding untuk kita dan memimpin rakyat kita semua. Kemungkinan Belanda mempertaruhkan kepala Bung Karno. Jika Bung Karno tetap tinggal di sini, Belanda mungkin menembak saya. Dalam kedua hal ini saya menghadapi kematian, tapi jangan kuatir. Saya tidak takut. Anak-anak kita menguburkan tentara Belanda yang mati. Kita perang dengan cara yang beradab, akan tetapi …”



Soedirman mengepalkan tinjunya: “…Kami akan peringatkan kepada Belanda, kalau Belanda menyakiti Sukarno, bagi mereka tak ada ampun lagi. Belanda akan mengalami pembunuhan besar-besaran.”



Soedirman melangkah ke luar dan dengan cemas melihat udara. Ia masih belum melihat tanda-tanda, “Apakah ada instruksi terakhir sebelum saya berangkat?” tanyanya.



“Ya, jangan adakan pertempuran di jalanan dalam kota . Kita tidak mungkin menang. Akan tetapi pindahkanlah tentaramu ke luar kota , Dirman, dan berjuanglah sampai mati. Saya perintahkan kepadamu untuk menyebarkan tentara ke desa-desa. Isilah seluruh lurah dan bukit. Tempatkan anak buahmu di setiap semak belukar. Ini adalah perang gerilya semesta”.



“Sekali pun kita harus kembali pada cara amputasi tanpa obat bius dan mempergunakan daun pisang sebagai perban, namun jangan biarkan dunia berkata bahwa kemerdekaan kita dihadiahkan dari dalam tas seorang diplomat. Perlihatkan kepada dunia bahwa kita membeli kemerdekaan itu dengan mahal, dengan darah, keringat dan tekad yang tak kunjung padam. Dan jangan ke luar dari lurah dan bukit hingga Presidenmu memerintahkannya. Ingatlah, sekali pun para pemimpin tertangkap, orang yang di bawahnya harus menggantikannya, baik ia militer maupun sipil. Dan Indonesia tidak akan menyerah!”



Itulah dialog yang terekam saat detik-detik agresi militer Belanda tanggal 19 Desember 1948, Sukarno menuturkan kepada Cindy Adams dalam biografinya.



Perlu diketahui bahwa pada saat memimpin perang gerilya paru-paru sang Jenderal hanya berfungsi sebelah atau hanya satu paru-paru yang bisa dijadikan tumpuan dalam setiap tarikan nafas sang Jenderal. Dan sebenarnya Presiden Sukarno pada waktu itu menyarankan agar Jenderal Soedirman menjalani perawatan saja karena penyakit Jenderal Soedirman pada waktu itu tergolong parah.



“Yang sakit itu Soedirman…panglima besar tidak pernah sakit….” Itu jawaban sang Jenderal. Tidak terbayangkan begitu besarnya semangat perjuangan sang Jenderal dalam melawan musuh dan penyakit yang dideritanya.



Dengan berbekal materi seadanya Sang Jenderal memimpin pasukannya berperang melawan tentara sekutu yang diboncengi tentara Belanda. Dengan ditandu Jenderal Soedirman keluar masuk hutan, naik dan turun gunung memimpin pasukan, meracik strategi perang gerilya. Kurang lebih selama tujuh bulan lamanya dengan rute Yogyakarta sampai Malang . Kisah menarik terjadi pada waktu Jenderal Soedirman memimpin peperangan dan terjadi pengkhianatan dari salah satu anggota pasukannya.



Tentara Belanda menggunakan berbagai cara untuk menjebak dan menangkapnya. Jenderal yang ahli strategi ini adalah target operasi yang paling diburu waktu itu. Setelah Belanda mendapatkan informasi dari salah satu penghianat di internal pasukan Jenderal Soedirman. Belanda kemudian mengepung keberadaan Jenderal Soedirman.



Menyadari kondisinya dalam keadaan terjepit, Sang Jenderal tidak kehilangan akal. Seluruh anak buahnya diperintahkan memakai sarung dan peci, lalu dibuatlah scenario seolah-olah dalam ruangan itu tengah mengadakan pengajian. Taktik ini digunakan untuk mengelabui Belanda yang akan menangkap dirinya.



Pada saat salah seorang pimpinan Belanda memasuki ruangan dan bertanya di manakah keberadaan Sang Jenderal, maka informan Belanda yang turut hadir dalam ruangan itu –selama ini tidak diketahui keberadaan pengkhianat ini– turut serta pula mengikuti taktik Sang Jenderal, berdiri dan menunjuk ke arah Jenderal Soedirman (Pada waktu itu berpura pura menjadi seorang kyai yang memimpin pengajian). Namun komandan Belanda itu tidak mempercayai kalau yang memimpin pengajian itu adalah Jenderal Soedirman sendiri,. Karena dinilai memberikan informasi palsu, akhirnya si pengkhianat malah ditembak di tempat oleh komandan Belanda tersebut. Kemudian mereka pergi dengan meninggalkan persembunyian Sang Jenderal dan anak buahnya. Maka selamatlah Jenderal Soedirman dan pasukannya.



Sebuah taktik brillian dan pengambilan keputusan yang tepat dari Sang Jenderal. Strategi perang gerilyanya terbukti efektif dalam memimpin pasukan melawan penjajah. Banyak kerugian yang diderita pasukan penjajah dalam taktik gerilya ini. Pertempuran dan perlawanan terjadi di berbagai daerah sehingga memaksa Belanda beserta sekutunya kembali ke meja perundingan.



Jenderal Soedirman diminta pulang kembali ke Yogya. ia dengan tegas menolak perundingan. Beberapa kali utusan Pemerintah dikirim ke Sobo, namun tidak berhasil melunakkan pendiriannya. Akhirnya Pemerintah meminta jasa baik Kolonel Gatot Subroto, Panglima Divisi II. Hubungan pribadi kedua tokoh ini cukup baik. Jenderal Soedirman sangat menghargainya sebagai saudara tua.



Akhirnya tanggal 10 Juli 1949 Panglima Besar dan pasukannya kembali ke Yogya. Di sepanjang jalan, rakyat berjejal-jejal menyambutnya. Mereka ingin melihat wajah Panglima Besarnya yang lebih suka memilih gerilya daripada beristirahat di tempat tidur. Kedatangan Panglima Besar disambut dengan parade militer, di Alun-alun Yogyakarta . Penampilannya yang pertama sesudah bergerilya diliputi suasana haru. Para perwira TNI yang selama bergerilya terkenal gagah berani, tak urung meneteskan air mata setelah menyaksikan dengan mata kepala sendiri keadaan fisik Panglima Besarnya yang pucat dan kurus. Rasa haru dan kagum bercampur menjadi satu.



Selama bergerilya kesehatan Soedirman menurun, beberapa kali ia jatuh pingsan. Setibanya di Yogyakarta, kesehatan Jenderal Soedirman diperiksa kembali, ternyata paru-paru yang tinggal sebelah sudah terserang penyakit. Karena itu Panglima Besar Soedirman harus beristirahat di rumah sakit Panti Rapih. Semua perundingan yang memerlukan kehadiran Soedirman dilakukan di rumah sakit. Rasa tidak senang terhadap diplomasi yang ditempuh Pemerintah dalam menghadapi Belanda, masih membekas di hati Jenderal Soedirman.



Pada tanggal 1 Agustus 1949, ia menulis surat kepada Presiden Soekarno, berisi permohonan untuk meletakkan jabatan sebagai Panglima Besar dan mengundurkan diri dari dinas ketentaraan. Namun surat tersebut tidak jadi disampaikan, karena akan menimbulkan perpecahan. Isi surat tersebut menjadi amat terkenal karena termuat kata-kata: “Bahwa satu-satunya hak milik Nasional Republik yang masih tetap utuh tidak berubah-rubah adalah hanya Angkatan Perang Republik Indonesia (Tentara Nasional Indonesia)”.



Sementara itu kesehatan Panglima Besar semakin memburuk, sehingga ia harus beristirahat di Pesanggrahan Militer, Magelang.



Tanggal 6 Juli 1949, Presiden, Wakil Presiden dan pemimpin Indonesia lainnya kembali dari pengasingannya di Sumatera. Di Ibukota Yogyakarta mendapat sambutan yang meriah dari masyarakat. Kedatangan para pemimpin RI itu disusul oleh rombongan Pemerintah Darurat RI pimpinan Mr. Syafrudin. Kembali juga dari medan gerilya, Panglima Besar Soedirman beserta rombongan tanggal 10 Juli 1949 yang didampingi oleh Komandan Daerah Militer Yogya, Letnan Kolonel Soeharto.



Saat-saat kembalinya dari medan gerilya. Panglima Besar Jenderal Soedirman ternyata tidak begitu senang dengan rencana kembali ke Ibukota Yogya saat itu, karena di daerah pertempuran di Jawa dan Sumatera masih banyak bertahan pasukan-pasukan gerilya TNI. Dan sementara berunding itu Belanda masih terus menerus mengadakan penyerangan (istilah mereka “pembersihan”) . Soedirman sebagai Panglima Besar masih merasa berat hati meninggalkan para prajurit di medan gerilya. Di samping itu kecurigaan terhadap kejujuran lawan mengenai perundingan dan gencatan senjata, sesuai dengan pengalaman Soedirman selama beberapa tahun bertempur berunding dengan Belanda.



Tetapi karena kepatuhannya yang luar biasa kepada Pimpinan Nasional dan adanya surat yang dikirimkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan sahabat karibnya Kolonel Gatot Subroto yang disertai penjelasan Letnan Kolonel Soeharto, maka Soedirman akhirnya mau turun ke kota, dimana ia langsung melapor kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam suasana pertemuan yang sangat mengharukan.



Setelah itu Soedirman menerima parade penghormatan dari prajurit-prajurit TNI pimpinan Letnan Kolonel Soeharto di Alun-alun Lor Yogya. Surat Kolonel Gatot Subroto kepada Pak Dirman sangat sederhana bunyinya namun cukup menggugah perasaan. Pak Gatot yang kenal betul dengan Soedirman beserta semua sifatnya menulis antara lain:



”Tidak asing lagi soya, tentu soya juga mempunyai pendirian begitu. Semua-semuanya Tuhan yang menentukan, tetapi sebagai manusia kita diharuskan ikhtiar. Begitu juga dengan adikku (Soedirman-peny) , karena kesehatannya terganggu harus ikhtiar, mengaso sungguh-sungguh jangan menggalih (memikirkan- peny) apa-apa. Coat alles waaien. lni supaya jangan mati konyol, tetapi supaya cita-cita adik tercapai. Meskipun buah-buahnya kita tidak turut memetik, melihat pohonnya subur, kita merasa gembira dan mengucapkan terima kasih kepada yang Maha Kuasa. lni kali soya selaku saudara tua dari adik, minta ditaati “.



Soedirman adalah sosok pejuang kemerdekaan yang mengobarkan semangat jihad, perlawanan terhadap kezhaliman, membekali dirinya dengan pemahaman dan pengetahuan agama yang dalam, sebelum terjun dalam dunia militer untuk seterusnya aktif dalam aksi-aksi perlawanan dalam mempertahankan kemerdekaan negeri. Mengawali karir militernya sebagai seorang da’i muda yang giat berdakwah di era 1936-1942 di daerah Cilacap dan Banyumas. Hingga pada masa itu Soedirman adalah muballigh masyhur yang dicintai masyarakat.



Tanggal 24 Januari 1916 Soedirman dilahirkan. Ayahnya mandor tebu pada sebuah pabrik gula di Purwokerto, daerah Karesidenan Banyumas. Sejak bayi, Soedirman diangkat anak oleh Camat Rembang, Raden Tjokrosunaryo. Soedirman sejak kecil ia sudah biasa menghadiri berbagai pengajian yang digelar desanya. Ketika masih kanak-kanak, selepas Maghrib, bersama anak-anak lainnya Soedirman dengan membawa obor pergi ke surau untuk mengaji. Ketika bersekolah di sebuah lembaga pendidikan milik Muhamadiyah, Perguruan Wiworo Tomo, Soedirman aktif dalam gerakan kepanduan Hizbul Wathan. Soedirman bersekolah di lembaga pendidikan yang dianggap liar oleh pernerintahan kolonial Belanda sampai dengan tahun 1934.



Di lembaga pendidikan ini, ada tiga orang guru yang sangat mempengaruhi pembentukan karakter seorang Soedirman, yakni Raden Sumoyo; Raden Mohammad Kholil, dan Tirtosupono. Yang pertama memiliki pandangan nasionalis-sekuler. Yang kedua, Raden Moharnad Kholil, memiliki pandangan nasionalistis- Islamis. Sedangkan yang ketiga, merupakan lulusan dari Alademi Militer Breda di Belanda. Kendati berbeda-beda persepsi, namun ketiga guru Soedirman tersebut sama-sama mengambil sikap non koperatif terhadap pemerintah kolonial Belanda. Dari ketiganya, karakter Soedirman terbentuk: Islamisme, Nasionalisme, dan militansi militer. Bahkan dalam soal agama, Soedirman dianggap agak fanatik. Hal ini menyebabkan ia sering dipanggil dengan nama panggilan “Kaji” (Si Haji) oleh kawan-kawannya.



Soedirman mengawali karir sebagai guru agama. Dia juga sering berkeliling untuk mengisi ceramah dan pengajian di berbagai tempat, dari Cilacap hingga Banyumas. Walau sibuk, namun Soedirman tetap aktif di organisasi Pemuda Muhammadiyah, hingga dipercaya menjabat Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah di Karesidenan Banyumas.



Karir militer diawali saat pemboman Cilacap oleh Jepang pada 4 Maret 1942. Ketika PETA dibentuk, Soedirman bergabung ke dalamnya. Dia menjadi Daidanco di daerah Banyumas yang dikenal berani membela anak buahnya dari kesewenang-wenangan Jepang. Soedirmanpun mengumpulkan pasukannya sendiri dan berhasil merebut kekuasaan dari tangan Jepang tanpa pertumpahan darah. Dari pasukannya, Soedirman membentuk TKR (Tentara Keamanan Rakyat) sebagai cikal bakal TNI sekarang pada 5 Oktober 1945. Soedirman memimpin Resimen I/Divisi I TKR yang meliputi Karesidenan Banyumas. Persenjataan pasukannya sangat lengkap disebabkan ia berhasil merebut gudang senjata Jepang. Oleh Kastaf MBU TKR, Letnan Jenderal Urip Sumoharjo, Soedirman diangkat menjadi Komandan Divisi V Daerah Banyumas.



Tak lama setelah menjabat, Soedirman ditugaskan memukul mundur pasukan pemenang Perang Dunia II, Inggris dan NICA, dari Banyubiru, Ambarawa, dimana terdapat orang Amerika yang ditawan Jepang. Menurut perjanjiannya, Inggris hanya mendaratkan pasukannya di Semarang . Namun Inggris ingkar dan menusuk hingga Ambarawa. Terjadilah pertempuran laskar santri yang dipimpin para kiai dari berbagai pesantren di Jawa Tengah, Sudriman berhasil memukul mundur pasukan Inggris / NICA hingga Semarang . Hal inilah yang kemudian Soedirman diangkat menjadi Panglima TKR.



Sebagai seorang Ustadz yang terpanggil untuk berjuang membebaskan dan mempertahankan kemerdekaan negerinya, jenderal Soedirman meyakini jika perjuangan ini merupakan jihad fi sabilillah, melawan kaum kafir. Sebab itu, dalam situasi yang paling genting sekalipun, Soedirman tetap melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Selain ibadah wajib, seperti sholat lima waktu, Soedirman juga sering menunaikan Qiyamul-lail dan pusasa sunah.



Jenderal Soedirman selalu menjaga ibadah-ibadahnya. Bahkan dalam keadaan yang sangat berbahaya bagi jiwanya. Dalam gerilya di selatan Yogya dalam perang kemerdekaan, Soedirman yang dalam kondisi sakit selalu menjaga sholatnya juga sholat malamnya. Bahkan tak jarang dia juga berpuasa Senin Kamis. Di setiap kampung yang disinggahinya, dia selalu mendirikan pengajian dan memberikan ceramah keagamaan kepada pasukannya.



Kabar keshalihan Soedirman ini sampai ke seluruh penjuru Nusantara. Sebab itu, para pejuang Aceh yang juga meyakini jika perang kemerdekaan merupakan jihad Fisabilillah, begitu mendengar panglimanya yang shalih ini sakit, mereka segera mengirim bantuan berupa 40 botol obat suntik streptomisin guna mengobati penyakit paru-paru beliau.



Penyakit TBC yang diderita, tidak menyurutkan langkah perjuangannya. Sampai akhir usianya, 38 tahun, Panglima Besar Jenderal Soedirman yang dicintai rakyat menghadap Sang Khalik tanggal 29 Januari 1950, tepat hari Ahad. Bangsa ini mencatat satu lagi pejuang umat, yang lahir dari umat dan selalu berjalan seiring untuk kepentingan umat.



Sebuah perjuangan yang penuh dengan kateladanan, baik untuk menjadi pelajaran dan contoh bagi kita semua, anak bangsa. Perjalanan panjang seorang da’i pejuang yang tidak lagi memikirkan tentang dirinya melainkan berbuat dan berkata hanya untuk rakyat serta bangsa tercinta. Dirgahayu Negeriku!