Jumat, 30 Januari 2009

Metafisika

Dibarat dewasa ini filsafat - khususnya metafisika - dianggap bukanlah sebagai sains. Sebagaimana yang dikatakan August Comte, bahwa filsafat dalam bentuk metafisika adalah fase kedua dalam perkembangan manusia, setelah agama yang disebut sebagai fase pertamanya.

Adapun yang disebut dengan fase ketiga atau fase yang paling modern dalam perkembangan manusia adalah sains yang bersifat positivistik ( yang dapat dilihat oleh indra lahir manusia ).

Dan karena sains merupakan perkembangan terakhir - fase ketiga- maka manusia modern harus meninggalkan fase-fase sebelumnya yang dianggap sudah kuno seperti fase agama -teologis- dan metafisika filosofis jika ingin tetap bisa dikatakan sebagai manusia modern.

Apakah kita harus meng amin-i saja apa yang dikatakan oleh August Comte tersebut?

Mari kita lihat dari sisi yang lain...

Berbeda dengan apa yang terjadi dibarat, dalam tradisi ilmiah Islam filsafat tetap dipertahankan hingga kini dalam posisi ilmiahnya yang tinggi sebagai sumber atau basis bagi ilmu-ilmu umum yang biasa kita sebut sebagai sains, yakni cabang-cabang ilmu yang berkaitan dengan dunia empiris, dunia fisik.

Dalam tradisi Islam, Filsafat adalah induk dari semua ilmu yang menelaah ilmu rasional (aqliyyah) seperti metafisika, fisika dan matematika. Adapun 'sains' dalam tradisi ilmiah Islam adalah termasuk kedalam kelompok ilmu rasional dibawah ilmu-ilmu fisik, sehingga mau tidak mau sains harus tetap menginduk kepada filsafat, khususnya kepada metafisika filsafat. Alih-alih sains dikatakan terlepas dari filsafat sebagaimana yang disinyalir oleh
August Comte, filsafat justru dipandang sebagai induk dari sains.

Para Filosof Muslim memandang bahwa terdapat sumber abadi dan sejati bagi segala apapun yang ada dijagad raya ini, yang pada gilirannnya akan dijadikan sebagai objek penelitian ilmiah. Sumber sejati ini penting dibicarakan untuk mengetahui asal usul dari objek apapun yang akhirnya kita pilih untuk diteliti, tak terkecuali objek-objek fisik. Tanpa sumber sejati seperti yang disebutkan diatas maka tidak mungkin ada apapun yang bisa kita jadikan sebagai objek penelitian kita.

Tuhan, itulah sumber sejati yang dimaksud, darimana segala sesuatu itu berasal.

Dalam Islam, alam raya ( yang akan dijadikan objek penelitian oleh sains) disebut sebagai ayah/ayat atau tanda-tanda Tuhan. Menurut Muhammad Iqbal, alam tak lain adalah medan kreativitas Tuhan. Oleh karena itu barang siapa saja yang meneliti dan mengadakan kajian terhadap alam semesta, maka sesungguhnya dia sedang melakukan penelitian terhadap cara Tuhan bekerja dalam penciptaan atau dalam bahasa yang lebih populer, maka sesungguhnya orang (sains) tersebut sedang melakukan penelitian tentang sunnatullah.

Dengan melihat apa yang dikatakan Muhammad Iqbal tersebut, maka seharusnya setiap orang yang mengadakan kajian dan penelitian terhadap alam maka seyogyanya makin bertambahlah kepercayaannya (imannya) kepada sang Pencipta (Tuhan) dan bukan malah sebaliknya seperti yang sering terjadi didunia barat dimana mereka malahan berusaha menyingkirkan Tuhan dari arena penelitiannya.

Selain sebagai basis metafisik ilmu (sains), filsafat juga bisa dijadikan sebagai basis moral bagi ilmu dengan alasan bahwa tujuan menuntut ilmu dari sudut aksiologis adalah untuk memperoleh kebahagiaan bagi siapa saja yang menuntutnya.

Filsafat, khususnya Metafisika adalah ilmu yang mempelajari sebab pertama atau Tuhan, yang menempati derajat tertinggi dari objek ilmu. Oleh karena itu sudah semestinyalah jika metafisika dijadikan basis etis penelitian ilmiah karena ilmu ini akan memberikan kebahagiaan kepada siapa saja yang mengkajinya.

Kembali perlu kita ingat, bahwa dalam tradisi ilmiah Islam, filsafat disebutkan sebagai sumber segala ilmu rasional (aqli) seperti matematika, fisika dan metafisika serta sub-devisi-sub- devisi mereka seperti :

Sub-devisi Matematika :
Aritmatika-Geometri -Aljabar- Musik-Astronomi dan Teknik.
Sub-devisi Fisika :
Minerologi-Botani- Zoologi-Anatomi- Kedokteran dan Psikologi
Sub-devisi Metafisika :
Ontologi-Teologi- Kosmologi- Antropologi- Eskatologi.

Maka dari itu, tidaklah mengherankan kalau filosof besar jaman dulu seperti Ibnu Sina dan Mulla Sadra menguasai bukan hanya metafisika filsafat tetapi juga seluruh cabang ilmu rasional dan sub-devisi-sub- devisinya. Tiba kepada kita sekarang ini, bagaimana mungkin kebanyakan dari mereka (orang barat) malah menyingkirkan induk ilmu (Filsafat) itu dari sains yang jelas-jelas merupakan anak kandung dari filsafat iitu sendiri.

Salam,

Iman K.
www.parapemikir. com

[Non-text portions of this message have been removed]

Salam,

Dibarat dewasa ini filsafat - khususnya metafisika - dianggap bukanlah sebagai sains. Sebagaimana yang dikatakan August Comte, bahwa filsafat dalam bentuk metafisika adalah fase kedua dalam perkembangan manusia, setelah agama yang disebut sebagai fase pertamanya.

Adapun yang disebut dengan fase ketiga atau fase yang paling modern dalam perkembangan manusia adalah sains yang bersifat positivistik ( yang dapat dilihat oleh indra lahir manusia ).

Dan karena sains merupakan perkembangan terakhir - fase ketiga- maka manusia modern harus meninggalkan fase-fase sebelumnya yang dianggap sudah kuno seperti fase agama -teologis- dan metafisika filosofis jika ingin tetap bisa dikatakan sebagai manusia modern.

Apakah kita harus meng amin-i saja apa yang dikatakan oleh August Comte tersebut?

Mari kita lihat dari sisi yang lain...

Berbeda dengan apa yang terjadi dibarat, dalam tradisi ilmiah Islam filsafat tetap dipertahankan hingga kini dalam posisi ilmiahnya yang tinggi sebagai sumber atau basis bagi ilmu-ilmu umum yang biasa kita sebut sebagai sains, yakni cabang-cabang ilmu yang berkaitan dengan dunia empiris, dunia fisik.

Dalam tradisi Islam, Filsafat adalah induk dari semua ilmu yang menelaah ilmu rasional (aqliyyah) seperti metafisika, fisika dan matematika. Adapun 'sains' dalam tradisi ilmiah Islam adalah termasuk kedalam kelompok ilmu rasional dibawah ilmu-ilmu fisik, sehingga mau tidak mau sains harus tetap menginduk kepada filsafat, khususnya kepada metafisika filsafat. Alih-alih sains dikatakan terlepas dari filsafat sebagaimana yang disinyalir oleh
August Comte, filsafat justru dipandang sebagai induk dari sains.

Para Filosof Muslim memandang bahwa terdapat sumber abadi dan sejati bagi segala apapun yang ada dijagad raya ini, yang pada gilirannnya akan dijadikan sebagai objek penelitian ilmiah. Sumber sejati ini penting dibicarakan untuk mengetahui asal usul dari objek apapun yang akhirnya kita pilih untuk diteliti, tak terkecuali objek-objek fisik. Tanpa sumber sejati seperti yang disebutkan diatas maka tidak mungkin ada apapun yang bisa kita jadikan sebagai objek penelitian kita.

Tuhan, itulah sumber sejati yang dimaksud, darimana segala sesuatu itu berasal.

Dalam Islam, alam raya ( yang akan dijadikan objek penelitian oleh sains) disebut sebagai ayah/ayat atau tanda-tanda Tuhan. Menurut Muhammad Iqbal, alam tak lain adalah medan kreativitas Tuhan. Oleh karena itu barang siapa saja yang meneliti dan mengadakan kajian terhadap alam semesta, maka sesungguhnya dia sedang melakukan penelitian terhadap cara Tuhan bekerja dalam penciptaan atau dalam bahasa yang lebih populer, maka sesungguhnya orang (sains) tersebut sedang melakukan penelitian tentang sunnatullah.

Dengan melihat apa yang dikatakan Muhammad Iqbal tersebut, maka seharusnya setiap orang yang mengadakan kajian dan penelitian terhadap alam maka seyogyanya makin bertambahlah kepercayaannya (imannya) kepada sang Pencipta (Tuhan) dan bukan malah sebaliknya seperti yang sering terjadi didunia barat dimana mereka malahan berusaha menyingkirkan Tuhan dari arena penelitiannya.

Selain sebagai basis metafisik ilmu (sains), filsafat juga bisa dijadikan sebagai basis moral bagi ilmu dengan alasan bahwa tujuan menuntut ilmu dari sudut aksiologis adalah untuk memperoleh kebahagiaan bagi siapa saja yang menuntutnya.

Filsafat, khususnya Metafisika adalah ilmu yang mempelajari sebab pertama atau Tuhan, yang menempati derajat tertinggi dari objek ilmu. Oleh karena itu sudah semestinyalah jika metafisika dijadikan basis etis penelitian ilmiah karena ilmu ini akan memberikan kebahagiaan kepada siapa saja yang mengkajinya.

Kembali perlu kita ingat, bahwa dalam tradisi ilmiah Islam, filsafat disebutkan sebagai sumber segala ilmu rasional (aqli) seperti matematika, fisika dan metafisika serta sub-devisi-sub- devisi mereka seperti :

Sub-devisi Matematika :
Aritmatika-Geometri -Aljabar- Musik-Astronomi dan Teknik.
Sub-devisi Fisika :
Minerologi-Botani- Zoologi-Anatomi- Kedokteran dan Psikologi
Sub-devisi Metafisika :
Ontologi-Teologi- Kosmologi- Antropologi- Eskatologi.

Maka dari itu, tidaklah mengherankan kalau filosof besar jaman dulu seperti Ibnu Sina dan Mulla Sadra menguasai bukan hanya metafisika filsafat tetapi juga seluruh cabang ilmu rasional dan sub-devisi-sub- devisinya. Tiba kepada kita sekarang ini, bagaimana mungkin kebanyakan dari mereka (orang barat) malah menyingkirkan induk ilmu (Filsafat) itu dari sains yang jelas-jelas merupakan anak kandung dari filsafat iitu sendiri.

Rekor Masuk Neraka

Berikut tulisan Cak Nun yang cukup menggelitik hati Saya.

Selamat mencermati.



Rekor Masuk Neraka
Friday, 30 January 2009

Andaikan makhluk yang bernama fatwa sudah sejak dulu menemani bangsa Indonesia, tentu masyarakat kita menjadi terbiasa bergaul dengannya sehingga tidak mudah uring-uringan seperti yang hari-hari ini terjadi.

Misalnya pada awal 1900-an kaum ulama melontarkan fatwa bahwa Kebangkitan Nasional bangsa Indonesia itu wajib hukumnya (sehingga tidak bangkit itu haram hukumnya). Demikian juga mempersatukan seluruh pemuda Indonesia itu fardhu kifayah( semua orang tidak bersalah asal ada sebagian yang menjalankannya) .

Sumpah Pemuda itu fardhu ‘ain, kewajiban bagi setiap orang, kalau tidak bersumpah bergabung dalam persatuan Indonesia haram hukumnya. Berikutnya begitu Hiroshima- Nagasaki dibom atom, ulama Indonesia sigap melontarkan fatwa bahwa memproklamasi kan kemerdekaan Republik Indonesia itu wajib sehingga masuk neraka bagi siapa saja yang menolak 17 Agustus 1945.

Lantas diikuti oleh ratusan atau bahkan ribuan fatwa berikutnya: demokrasi itu wajib (meskipun di dalamnya ada komunisme itu haram).Tidak menaati UUD 1945 itu haram. Konstituante dan Piagam Jakarta dicari formula fatwanya. Katakanlah sejak pra-Kebangkitan Nasional hingga era Reformasi sekarang ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menelurkan lebih dari 5.000 fatwa.

Makhluk Suci dari Langit

Sementara kita simpan di laci dulu perdebatan tentang positioning antara negara dengan agama. Kita istirahat tak usah bergunjing ulama itu sejajar dengan umara (pemerintah) ataukah di atasnya ataukah di bawahnya. Juga kita tunda menganalisis lebih tinggi mana tingkat kekuatan fatwa kaum ulama dibandingkan undang-undang dan hukum negara.

Entah apa pun namanya makhluk Indonesia ini: negara sekuler, demokrasi religius, kapitalisme sosialis atau sosialisme kapitalis,atau apa pun. Kita mengandaikan saja bahwa produk kaum ulama,khususnya MUI, berposisi sebagai inspirator bagi laju pasang surutnya pelaksanaan kehidupan bernegara dan berbangsa.

Sebutlah ulama adalah partner pemerintah. Kaum ulama adalah makhluk suci berasal dari langit, memanggul amanat Allah sebagai khalifatullah fil ardli Indonesia. Kita semua pun bersyukur karena dalam menjalankan demokrasi kita ditemani oleh utusan-utusan Tuhan.Dulu para rasul dengan mandat risalah, para nabi dengan mandat nubuwah, dan para ulama dengan mandat khilafah.

Tidak semua soal kehidupan mampu diilmui oleh akal manusia, maka kita senang Tuhan kasih informasi dan tuntunan, terutama menyangkut hal-hal yang otak dan mental manusia tak sanggup menjangkau dan mengatasinya. Kaum ulama dalam majelisnya terdiri atas segala macam ahli dan pakar.

Ada ulama pertanian, ulama ekologi, ulama perekonomian, ulama kehutanan, ulama kesehatan dan kedokteran, ulama, ulama kesenian dan kebudayaan, ulama fiqih, ulama tasawuf dan spiritualisme, ulama olahraga, dan segala bidang apa pun saja yang umat manusia menggelutinya karena memang seluruhnya itulah lingkup tugas khilafah atau kekhalifahan.

Tradisi Fatwa dalam Negara

Akan tetapi tradisi itu tak pernah ada.Fatwa terkadang nongol dan sangat sesekali. Mendadak ada fatwa tentang golput tanpa pernah ada fatwa tentang pemilu, pilkada, pilpres dengan segala sisi dan persoalannya yang sangat canggih. Tiba-tiba ada fatwa tentang rokok tanpa ada fatwa tentang pupuk kimia, tentang berbagai jenis narkoba, suplemen makanan dan minuman,penggusuran ,pembangunan mal, industri, kapitalisasi lembaga pendidikan,serta seribu soal lagi dalam kehidupan berbangsa kita.

MUI mengambil bagian yang ditentukan tanpa pemetaan konteks masalah bangsa, tanpa skala prioritas, tanpa pemahaman konstelasi serta tanpa interkoneksi komprehensif antara berbagai soal dan konteks. Itu pun fatwa membatasi diri pada ”benda”. Makan ayam goreng halal atau haram? ”Dak tamtoh,” kata orang Madura.Tak tentu.Tergantung banyak hal.Kalau ayam curian,ya haram.

Kalau seseorang mentraktir makan ayam goreng sementara teman yang ditraktirnya hanya dikasih makan tempe, lain lagi hukumnya. Makan ayam goreng secara demonstratif di depan orang berpuasa malah bisa haram, bisa makruh, bisa sunah. Haram karena menghina orang beribadah. Makruh karena bikin ngiri orang berpuasa.

Sunah karena dia berjasa menguji kesabaran orang berpuasa. Beli sebotol air untuk kita minum, halal haramnya tak terletak hanya pada airnya. Kalau mau serius berfatwa perlu dilacak air itu produksi perusahaan apa, modalnya dari uang kolusi atau tidak, proses kapitalisasi air itu mengandung kezaliman sosial atau tidak?

Kalau kencing dan buang air besar mutlak wajib hukumnya. Sebab kalau orang menolak kencing dan beol, berarti menentang tradisi metabolisme tubuh ciptaan Allah SWT. Berzikir tidak wajib, bahkan bisa makruh atau haram. Misalnya suami rajin salat dan berzikir siang malam, istrinya yang setengah mati cari nafkah. Atau kita wiridan keraskeras di kamar ketika teman sekamar kita sedang sakit gigi.

Hak Tuhan

Butuh ruangan lebih lebar untuk menguraikan berbagai perspektif masalah yang menyangkut fatwa. Negara dan masyarakat tak perlu mencemaskan fatwa karena ada jarak serius antara fatwa dengan agama, apalagi antara fatwa dengan negara dan hukumnya.Terlebih lagi jarak antara fatwa dengan Tuhan.

Yang berhak me-wajib-kan, menyunah- kan, me-mubah-kan, memakruh- kan dan meng-haram-kan sesuatu hanya Tuhan.Ulama dan kita semua hanya menafsiri sesuatu. Kalau MUI bilang ”rokok itu haram”, itu posisinya beliau-beliau berpendapat bahwa karena sesuatu dan lain hal, maka diperhitungkan bahwa Tuhan tidak memperkenankan hal itu diperbuat.

Setiap orang, sepanjang memenuhi persyaratan metodologis dan syar’i, berhak menelurkan pendapat masing-masing tentang kehalalan dan keharaman rokok dan apa pun. Muhammadiyah dan NU pun tidak merekomendasikan pengharaman rokok. Artinya, para ulama dari dua organisasi Islam terbesar itu memiliki pendapat yang berbeda.

Sebelum saya mengambil keputusan untuk mewakili pendapat Tuhan untuk mewajibkan menghalalkan atau mengharamkan sesuatu hal, sangat banyak persyaratan yang harus saya penuhi. Terutama persyaratan riset, sesaksama mungkin dan ini sungguh persoalan sangat besar, ruwet, luas, detail.

Kemudian andaipun persyaratan itu mampu saya penuhi, saya tidak punya hak untuk mengharuskan siapa pun saja sependapat dengan saya atau apalagi melakukan dan tidak melakukan sesuatu sejalan dengan pandangan saya.Nabi saja tidak berhak mewajibkan siapa pun melakukan salat.

Hak itu ada hanya pada Tuhan, Nabi sekadar menyampaikan dan memelihara kemaslahatannya. Para ulama dan kita semua bisa kelak teruji, ternyata sependapat dengan Tuhan,bisa juga akan terlindas oleh peringatan keras Allah: ”Lima tuharrimu ma ahallallohu lak”,kenapa kau haramkan sesuatu yang dihalalkan oleh Tuhan untukmu?

Tapi jangan lupa bisa juga terjadi sebaliknya: kenapa aku halalkan yang Allah haramkan? Mungkin benar rokok itu haram dan saya akan masuk neraka karena itu, bersama ulama agung Indonesia Buya Hamka,perokok yang jauh lebih berat dibandingkan saya yang sama sekali tidak nyandu rokok. Juga ada teman saya di neraka almarhum Kiai Mbah Siroj Klaten yang hingga usianya 94 tahun merokok empat bungkus sehari. Dengan demikian bangsa Indonesia akan tercatat sebagai pemegang rekor tertinggi masuk neraka karena rokok.(*)

Emha Ainun Nadjib
Cendikiawan Muslim

Rabu, 14 Januari 2009

Surat terbuka bagi orang Indonesia yang berdemonstrasi terhadap Israel

Ini lho asli dari orang Israel (http://jakarta.mfa.gov.il/mfm/web/main/missionhome.asp?MissionID=86347)

Saya memikirkan orang-orang yang terlibat dalam demonstrasi ini. Apakah Anda tahu yang menjadi latar belakang konflik ini ? Menurut Anda bagaimana solusi bagi masalah antara Israel dan Palestina ? Mengapa mereka memilih Israel dan bukannya Hamas sebagai pihak yang bertanggung jawab atas keamanan dan masa depan normal bagi Palestina ? Saya ingin Anda membaca ini, mendengarkan ini. Dan bila Anda ingin melancarkan protes – silakan, namun lakukanlah dengan pengertian, bukan hanya kata-kata kosong dan propaganda.



Beberapa mengatakan : kami demonstrasi karena kami ingin Palestina memiliki negara sendiri dan tidak hidup dalam penjajahan Israel



Bahkan untuk mulai pembicaraan tentang berakhirnya konflik Israel – Palestina, seseorang perlu menerima konsep solusi dua negara. Konsep dua negara ini artinya Israel dan Palestina hidup berdampingan satu dengan yang lainnya dengan damai. Saat para perwakilan Israel dan Palestina mulai membicarakan perdamaian, dalam perjanjian Oslo di tahun 1993, ini adalah dasar dari negosiasi. Mengakhiri semua permusuhan, adanya teritorial bersama atas klaim historis dan berbagi daerah. Pemerintah Indonesia juga mendukung gagasan ini saat Indonesia bergabung dengan para pemimpin negara dalam pertemuan baru-baru ini (2008) di Annapolis yang bermaksud menyalakan kembali semangat negosiasi.

Israel secara formal dan dalam setiap forum menerima solusi dua negara. Negosiasi untuk kesepakatan telah dilaksanakan bersama Otorita Palestina selama beberapa tahun terakhir.

Akan tetapi, hal yang paling mendasar pada Hamas adalah menolak keberadaan Israel, untuk menghapuskan Israel dengan segenap kekuatan. Negosiasi bukanlah pilihan, tidak ada yang dapat dinegosiasikan mengenai hal ini. Solusi dua negara bahkan merupakan sebuah kemungkinan.



Jadi, sederhananya, untuk memberikan pada Hamas apa yang mereka inginkan – saya harus mati, demikian juga dengan semua 7 juta orang Israel lainnya. Lalu, saat tidak ada lagi Israel – mereka akan menghentikan pengeboman. Tentu saja, untuk saya, ini bukanlah sebuah pilihan.



Jangan cuma perhatikan kata-kata saya. Berikut ini adalah Piagam Hamas:



"Israel akan ada dan akan terus ada sampai Islam memusnahkannya, persis seperti Hamas menghapuskan yang lainnya sebelumnya."



"Gerakkan Perlawanan Islam meyakini bahwa tanah Palestina adalah Tanah Wakaf yang diperuntukkan bagi generasi Muslim yang akan datang sampai pada Hari Penghakiman nanti. Tanah ini, atau bagiannya, tidak boleh disia-siakan: tanah ini, atau bagiannya, tidak boleh dilepaskan."



"Tidak ada solusi untuk pertanyaan Palestina kecuali melalui Jihad. Inisiatif , proposal dan konferensi internasional semuanya membuang waktu dan upaya sia-sia."



Sumber dari situs Palestina : http://www.palestinecenter.org/cpap/documents/charter.html



Memang, Hamas telah melakukan segalanya untuk merusak harapan kedamaian di kawasan serta merusak pembicaraan perdamaian antara Israel dengan Otorita Palestina.



Di tahun 1994-96 bom bunuh diri Hamas mengalihkan upaya proses perdamaian Oslo.



Selama tahun-tahun berdarah pada intifada ke-2 (tahun 2000-2005), Hamas bertanggungjawab, bersama dengan Jihad Islam Palestina, atas sekitar 70% dari 150 bom bunuh diri yang menewaskan lebih dari 1000 orang warga Israel, kebanyakan adalah penduduk sipil.



Tanpa aksi terror Hamas, saya yakin Palestina telah menjadi sebuah negara sejak beberapa tahun lalu.



Hamas secara demokratik dipilih oleh rakyat Palestina di tahun 2006 untuk pemerintahan (namun bukan untuk presidensial). Namun Hamas menggelar kudeta militer pada bulan Juni 2007 dan telah melakukan pembunuhan berdarah dingin atas sekitar 200 anggota Fatah Palestina, sementara di waktu lalu Otorita Palestina hanya menangkap para anggota Hamas untuk jangka waktu pendek. Sebagai reaksi dan sesuai dengan konstitusi Palestina, Presiden Abbas memberhentikan seluruh Menteri Hamas dari pemerintahan - dan sesuai dengan Undang-Undang Palestina, Hamas tidak lagi merupakan perwakilan rakyat Palestina. Hamas menguasai Gaza dengan senjata kekerasan dan masih tetap membunuh anggota Fatah.



Hamas menguasai Gaza dengan senjata kekerasan dan masih tetap membunuh anggota Fatah.Anggota Fatah melarikan diri ke Israel setelah serangan Hamas baru-baru ini di bulan Agustus :http://www.jihadwatch.org/archives/022067.php



Bukankah Hamas membawa rakyat Palestina tanpa tujuan selain perang dan kesengsaraan ? Masa depan seperti apa yang Hamas tawarkan pada rakyat di Gaza ?



Beberapa mengatakan : kami protes atas serangan tak beralasan Israel di Gaza



Saya ingin menyampaikan beberapa alasan tindak operasi ini. Mohon simak dan coba renungkan bila Indonesia mengalami situasi yang sama, akankah Indonesia melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh Israel ?



Selama 8 tahun dan khususnya selama 3 tahun terakhir sejak Hamas mengambil alih Gaza, kota-kota di bagian selatan Israel telah hidup dalam tempat-tempat perlindungan karena ancaman roket dan tembakan misil terus menerus. Serangan-serangan ini berlangsung dengan sebanyak 90 misil dalam satu hari. Selama bertahun-tahun Israel berusaha menyelesaikan masalah ini dengan cara lain. Israel menghadap PBB untuk mendapatkan bantuan, pada Mesir dan Turki untuk mediasi, namun hal ini tidaklah membantu. Kesepakatan gencatan senjata pendek dalam 6 bulan terakhir digunakan oleh Hamas untuk mempersenjatai diri dan setelah habis masa gencatan senjata, ratusan misil dan roket diluncurkan kembali ke kota-kota di Israel.



Sekali lagi, tidak perlu percaya begitu saja, simaklah yang disampaikan Menteri Luar Negeri Mesir berkenaan dengan hal yang sama :



Simak: http://www.youtube.com/watch?v=5roptSbO3GQ



Dan harus saya tekankan – ini bukanlah perkampungan, ini bukanlah kota-kota dalam teritorial 1967, ini adalah kota-kota di dalam Israel.



Akankah pemerintah Indonesia membiarkan rakyatnya hidup dalam tempat-tempat perlindungan selama bertahun-tahun dibom setiap harinya oleh sebuah organisasi yang memproklamirkan tujuannya untuk menghancurkan Indonesia ? Dan ini terjadi selama 8 tahun. Bukankah Indonesia, dalam situasi yang sama, juga akan mengirimkan tentaranya untuk melindungi rakyatnya ?



Beberapa mengatakan : kami protes akan jumlah korban dan situasi kemanusiaan



Foto dari Gaza menyedihkan dan sangat buruk. Perang memang sangat buruk. Setiap orang yang terbunuh adalah tragedi, namun sekali lagi ingin saya jelaskan masalah ini dan saya ingin mengklarifikasi semuanya yang saya katakan sesuai dengan beberapa sumber:



Diberitakan hari ini (5/1) hanya terdapat 64 korban penduduk sipil dari 510 yang terbunuh. 12% dari korban adalah penduduk sipil. Ini bukan perkataan saya – berita ini dari laporan AP yang mengutip Kementrian Kesehatan Palestina :



http://www.kjrh.com/news/world/story/Death-toll-climbs-Israel-pushes-deeper-into-Gaza/O049WnBjbECby_RqLIa1WQ.cspx



http://current.com/items/89679948/ap_israeli_offensive_only_13_are_civilian_deaths.htm



Rasio ini jauh lebih rendah dari konflik bersenjata lainnya seperti Afganistan dan aksi NATO di Kosovo



Saya tidak memandang remeh atas korban nyawa sebanyak 64 orang, tidak sama sekali. Gaza adalah kawasan yang sangat padat dan bila Hamas meluncurkan roket dan misil, Hamas akan melakukannya dari kawasan penduduk sipil. Perhatikan gambar berikut :



Perbesarlah foto untuk melihat lebih jelas dari mana persisnya roket ini berasal.



Beberapa mengatakan : kami demonstrasi karena kami ingin operasi ini dihentikan



Israel memiliki permintaan yang sederhana, permintaan yang negara manapun di dunia, dalam posisinya akan lakukan :



Penghentian roket dan misil yang ditembakkan dari Gaza.Penghentian penyelundupan senjata melalui perbatasan Mesir dengan penempatan pengamat internasional di sana.



Itu saja. Itulah yang dibutuhkan untuk menghentikan semuanya ini.



Israel tidak dapat kembali pada situasi yang sama di mana kota-kotanya di bagian selatan diserang bom setiap harinya. Akankah Indonesia atau Singapura menerima bila kotanya dalam ancaman bom secara terus menerus ?



Indonesia memiliki posisi yang baik untuk membantu rakyat Palestina, karena Indonesia adalah negara Islam terbesar Indonesia dapat menekan Hamas untuk menyepakati kedua termin sederhana ini. Buatlah penekanan yang sama, demonstrasi dan pers yang ditujukan terhadap Israel serta untuk menekan pihak Hamas menghentikan penembakan. Mediasi antara Fatah dan Hamas untuk mencapai perjanjian Palestina dan kepemimpinan akan memungkinkan berjalannya pembicaraan perdamaian, sebarkan berita bahwa solusi bagi masalah Israel – Palestina bukanlah melalui Jihad namun pada solusi dua negara.



Saya adalah seorang diplomat Israel, karenanya saya mengerti bila anda mungkin curiga akan isi informasi ini, saya telah memberikan beberapa sumber non-Israel untuk mengklarifikasi pandangan-pandangan saya. Silakan memeriksa, memberi tanggapan bila Anda menemukan kesalahan atau informasi yang tidak tepat sekecil apapun. Silakan menulis atau bertanya pada saya, dalam Bahasa Indonesia maupun dalam Bahasa Inggris.



Sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar saya rasa Anda sungguh-sungguh memiliki kewajiban menolong rakyat Palestina dan Israel serta melakukannya dengan pemahaman dan pengetahuan yang benar.






Hamas di Gaza

Israel telah menetapkan tujuan operasi Gaza dengan jelas; menghentikan terror dari Gaza, menghentikan dipersenjatainya Hamas melalui penyelundupan, serta mengupayakan gencatan senjata yang stabil. Isu penyelundupan senjata menjadi sangat penting. Bila gencatan senjata digunakan oleh Hamas untuk mempersenjatai diri, konflik ini akan kembali muncul, terus menerus tiada henti. Israel tidak bisa menerima bila harus kembali ke status quo seperti sebelumnya saat kota-kota di Israel diserang bom tiap-tiap harinya.



Hari Sabtu (10.01.09) pemimpin Hamas Kahlid Mishal menyatakan Hamas tidak akan mengurangi misil dan tembakan roket, tidak pula menyetujui Pasukan Internasional di Gaza.



Saat ini di Gaza :



Hamas tetap menembakkan roket dan misil pada penduduk sipil Israel. Lihatkah link yang menunjukkan Hamas menembakkan misil-misilnya dari sebuah halaman sekolah selama 3 jam gencatan senjata untuk bantuan kemanusiaan yang diprakarsai Israel :



http://switch3.castup.net/cunet/gm.asp?ClipMediaID=3271371&ak=null



Hamas tetap menggunakan penduduk sipil Palestina sebagai tameng hidup:



http://switch3.castup.net/cunet/gm.asp?ai=58&ar=HamasExploitationofCiviliansV&ak=null



Hamas merencanakan ledakan di perkampungan sipil Palestina:



Lihatlah sebuah map hasil tangkapan IDF yang menggambarkan letak peledakan yang akan dilakukan Hamas. Map ini menggambarkan rencana peledakan di pintu masuk mesjid dan rumah-rumah penduduk sipil:



http://dover.idf.il/IDF/English/News/the_Front/09/01/0902.htm



Lihatlah yang tentara Israel temukan (11.01.09) tentang sebuah sekolah yang dipasangi bahan peledak



http://switch3.castup.net/cunet/gm.asp?ClipMediaID=3276455&ak=null



Hamas menjarah bantuan kemanusiaan kiriman luar negeri:



Lihatlah bukti penyitaan yang dilakukan Hamas atas sumbangan tepung di Dir-a’Balech dan penggambaran bagimana Hamas mentrasfer sumbangan tersebut ke gudang penyimpanannya sendiri. Silakan simak dari Forum Hamas Palestina :



http://singapore.mfa.gov.il/mfm/web/main/document.asp?SubjectID=3030&MissionID=58&LanguageID=0&StatusID=0&DocumentID=-1



Eksploitasi Hamas atas Penduduk Sipil Sebagai Tameng Hidup
(Click to enlarge)

Studi ini mempelajari bahwa Hamas dan organisasi teroris lainnya di Jalur Gaza secara ekstensif memanfaatkan penduduk sipil Palestina sebagai tameng hidup. Hal ini menggambarkan bahwa organisasi teroris membangun infrastuktur militer besar di Jalur Gaza, termasuk tempat penyimpanan roket besar dan misil yang digunakan untuk menjadikan penduduk Israel di bagian selatan sebagai sasaran (sejak tahun 2001-2008 lebih dari 8.000 roket dan misil telah ditembakkan pada kawasan pemukiman Israel). Infrastruktur militer teroris disembunyikan di dalam dan berada di sekitar rumah penduduk serta menyebar di lokasi sekitar Jalur Gaza, tempat yang diperkirakan ditinggali lebih dari 1.4 juta orang, yang merupakan salah satu kawasan pemukiman yang padat di dunia.

Diperkirakan, terus menerusnya penggunaan penduduk sipil sebagai tameng hidup bertujuan untuk mengurangi kelemahan Hamas dan organisasi teroris Palestina lainnya dengan diperolehnya kesempatan mendapatkan sejenis imunitas dari aktifitas antiterorisme IDF, karena mereka sadar bahwa Israel sedapat mungkin akan menghindari jatuhnya korban penduduk sipil. Hal ini juga bermaksud memungkinkan Hamas dan organisasi teroris lainnya mendapat keuntungan propaganda politik dari pertempuran karena segenap hati dan segenap pikiran menyatakan Israel sebagai pelaksana operasi terhadap penduduk yang tidak bersalah ini. Doktrin organisasi teroris yang menggunakan tameng hidup diprakarsai oleh taktik Hizbullah di Libanon dan melalui pelajaran yang mereka terima dari kampanye para teroris, yang mulai mereka gunakan terhadap Israel sejak tahun 2000.

Hari ini Hamas dan organisasi teroris lainnya memiliki sebanyak kira-kira 20.000 mata-mata bersenjata di Jalur Gaza dengan berbagai jenis keterampilan. Mereka memiliki senjata ringan, senjata anti-tank, perlengkapan ledak yang sangat kuat, roket dan misil. Infrastruktur militer mereka terletak di lokasi penduduk (dengan kota Gaza sebagai urat nadi) dan delapan kamp pengungsi yang padat penduduk di sepanjang Jalur Gaza.

Hamas dan organisasi teroris lainnya meniru dan mengembangkan doktrin perang Hizbullah, yang didasarkan atas eksploitasi penduduk sipil sebagai tameng hidup. Mereka menggunakannya pada kondisi unik di arena Gaza, yang secara topografi lebih mudah dibandingkan dengan yang berada di selatan Libanon. Menggunakan penduduk sipil sebagai tameng hidup adalah kejahatan perang, pelanggaran mutlak atas hukum konflik bersenjata dan kejahatan terhadap hak asasi manusia. Roket dan misil yang secara rutin ditembakkan dari kawasan berpenduduk padat serta berdekatan dengan tempat-tempat dan fasilitias umum (termasuk institusi pendidikan dan mesjid) memerlukan perlindungan khusus dari Konvensi PBB. Dalam skenario serangan ke Jalur Gaza, organisasi teroris akan menggunakan setting penduduk dan kamp pengungsi sebagai tempat utama peluncuran senjata mereka.

Studi ini (rampung selama minggu pertama Operasi Cast Lead) menunjukkan banyak contoh bagaimana penduduk sipil digunakan sebagai tameng hidup selama teroris menyerang Israel dan perang terhadap Israel. Contoh-contoh ini berdasarkan pengalaman yang dikumpulkan Israel dalam melawan terorisme di Jalur Gaza, termasuk minggu pertama pelaksanaan Operasi. Penemuan yang ditemukan adalah sebagai berikut :



i. Personil militer dan keamanan, fasilitas-fasilitas dan instalasi terletak di dalam konsentrasi penduduk yang padat (termasuk rumah tinggal dan bangunan umum seperti sekolah, mesjid dan rumah sakit) : Infrastruktur militer secara besar-besaran diserang oleh IDF dalam Operasi Cast Lead, termasuk mata-mata teroris, senjata dan fasilitas serta instalasi mereka : markas besar, basis, kantor, gudang penyimpanan senjata, terowongan, jaringan bawah tanah, mesin-mesin, bengkel dan ruang bawah tanah. Membangun infrastruktur militer dalam pemukiman padat penduduk dapat menyebabkan “kecelakaan kerja” dan menjadikannya ujung tombak dalam pertempuran saat tentara Israel melaksanakan aktivitas antiterorisme atau saat ada konflik kekerasan internal di Palestina.



ii. Roket dan misil ditembakkan pada pusat-pusat pemukiman dari dalam maupun daerah yang dekat dengan tempat tinggal penduduk dan kadang kala dari sekolah atau mesjid. Pasukan peluncur roket dengan sengaja menempatkan peluncurnya dekat rumah-rumah untuk menyamarkan situasi dan melindungi diri dari IDF. Serangan yang dilakukan oleh teroris sering mengganggu kehidupan sehari-hari penduduk Palestina dan juga membahayakan mereka. Seringkali roket meledak saat sedang disiapkan dan dalam beberapa kasus roket Kassam buatan rumahan (yang kualitas teknisnya rendah) jatuh di Jalur Gaza, bukan di Israel, menewaskan dan melukai penduduk sipil setempat.

iii. Teroris melawan IDF dari dalam tempat pemukiman dan fasilitas umum, dan membawa ambulans untuk mengevakuasi mata-mata teroris dari medan pertempuran : Dalam Operasi Cast Lead, mata-mata teroris memanfaatkan pengungsi dalam fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah dan mesjid. Pada Operasi IDF yang dilaksanakan beberapa tahun ini, termasuk Operasi Hot Winter di bulan Maret 2008 dan Operasi Autumn Clouds di bulan Oktober 2006, IDF seringkali berhadapan dengan mata-mata teroris yang menyerang dari dalam rumah penduduk. Mereka adalah para pendukung, termasuk kaum perempuan dan anak-anak, yang berpatroli dan menjalankan misi intelijen. Dalam beberapa kasus mata-mata teroris berpakaian sipil, menjadikannya sulit dikenali antara teroris yang menyamar dan penduduk sipil asli. Selama Operasi Hot Winter IDF menemukan senjata yang disembunyikan di sebuah mesjid di kamp pengungsi Jabaliya. Selama pertempuran di pemukiman Al-Zeitun di tahun 2004, para teroris menggunakan ambulans UNRWA untuk mengevakuasi seorang Palestina yang terluka dan para mata-mata teroris. Semua ini merupakan pelanggaran mutlak atas hukum perang dan eksploitasi dari perlindungan khusus yang dimiliki tempat-tempat ibadah, instalasi medik dan kendaraan.

iv. Penduduk sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, dengan sengaja digunakan sebagai tameng hidup untuk melindungi mata-mata teroris yang rumahnya takut diserang oleh IDF : Selama Operasi Cast Lead dan di banyak contoh di waktu lampau, organsisasi teroris telah mengeksploitasi peringatan IDF pada warga sipil untuk mengevakuasi tempat tinggalnya sebelum serangan, dengan mengirimkan anak-anak dan pemuda ke lokasi-lokasi yang dimaksud, menyadari bahwa IDF tidak akan dengan sengaja menyerang penduduk sipil. Perdana Menteri Hamas Ismail Haniya dan banyak pemimpin Hamas lainnya (seperti misalya Nizar Rayyan, yang tewas pada Operasi Cast Lead) telah sesumbar tentang penggunaan taktik tameng hidup mereka.

v. Teroris mengadakan pelatihan militer, latihan dan demonstasi pertempuran, penting untuk meningkatkan kemampuan tempur mereka dan meningkatkan moral, di tengah konsentrasi penduduk (di mana teroris merasa lebih aman daripada berada dalam situasi yang seharusnya). Mereka membahayakan kehidupan penduduk sipil, mengacaukan rutinitas sehari-hari, mengakibatkan berbagai kecelakaan kerja (penembakan random, ledakan) dan juga aktivitas antiterorisme IDF. Penduduk Gaza telah beberapa kali menyatakan permohonan pada organisasi teroris untuk menghentikan aktivitas ini, namun tidak berhasil. Latihan dan demo pertempuran meningkat dalam 6 bulan masa tenang sebelum Operasi Cast Lead.

vi. Perempuan dan anak-anak digunakan sebagai tameng hidup: Organisasi teroris mengirim 200 wanita untuk menyelamatkan belasan mata-mata dari mesjid Nasser di Beit Hanoun sebelah utara Jalur Gaza dalam aksi IDF di bulan November 2006. Para teroris berbaur dengan para wanita, memanfaatkan kenyataan bahwa IDF tidak akan menembak sembarangan pada kelompok wanita, dan melarikan diri dari daerah pertempuran. Dan lagi, selama pertempuran dengan IDF, beberapa waktu yang lalu di Jalur Gaza, IDF seringkali menemukan para teroris menembaki mereka ketika mereka dikelilingi oleh anak-anak dan orang dewasa, terkadang atas inisiatif mereka dan kadang atas aba-aba para teroris (kejadian ini terdokumentasi dan tersaji di bagian belakang artikel ini). Wanita dan anak-anak juga digunakan dalam operasi-operasi logistik untuk melaksanakan serangan para teroris (mengumpulkan informasi, menyelundupkan senjata, serangan-serangan bom bunuh diri dll). Taktik-taktik tersebut kemungkinan digunakan kembali selama operasi Cast Lead

Penduduk sipil jalur Gaza membayar harga tinggi dengan terjadinya kecelakaan perorangan dan kematian (studi ini mendokumentasikan tingginya korban akibat aktivitas teroris) dan gangguan pada kegiatan sehari-hari. Di luar isu penggunaan penduduk sebagai tameng hidup, seluruh populasi Gaza membayar mahal karena kebijakan Hamas, karena setelah Hamas mengambil alih Jalur Gaza di bulan Juni tahun 2007, menjadikan lebih dari 1,4 juta penduduk Gaza sandera atas ideologi Islam radikal dan strategi menjadikan mereka sebagai pihak yang membantunya. Hamas menyeret mereka ke dalam perang tanpa akhir dengan Israel, konfrontasi dengan Otoritas Palestina pimpinan Mahmoud Abbas, penurunan hubungan dengan Mesir dan negara Arab lainnya, dan isolasi dari komunitas Internasional.

Kontradiksi dasar antara kebutuhan penduduk dan kebijakan Hamas diperlihatkan secara jelas dengan penyerangan oleh Hamas dan kelompok teroris lainnya pada perbatasan antara Jalur Gaza dan Israel, yang merupakan jalur hidup untuk penduduk Gaza, dan karena berbagai kesulitan yang timbul oleh Operasi Hamas. Walaupun secara bertahun-tahun Hamas mencoba mengaburkan situasi Jalur Gaza sebagai krisis kemanusiaan dan bahkan “Holocaust”, dengan melakukan serangan teror menyerang Israel yang menyediakan kebutuhan dasar penduduk Gaza. Selama bertahun tahun perbatasan Kerem Shalom, Sufa, Karni, Nahal Oz dan Erez, yang merupakan jalur utama untuk suplai kebutuhan vital dan bahan bakar, telah diserang oleh roket, misil dan percobaan serangan bom bunuh diri yang membawa banyak korban. Penembakan roket dan misil ini meningkat selama perjanjian gencatan senjata masih berlangsung. Sebagai tambahan, organisasi teroris ini telah menyatakan secara terbuka bahwa mereka menargetkan pembangkit listrik Ashkelon, yang menyediakan 65% listrik Jalur Gaza.

Di masa lalu, penggunaan penduduk sebagai tameng hidup oleh Hamas dan terus menerusnya pengabaian kebutuhan hidup penduduknya telah menuai kritikan tajam dari penduduk Jalur Gaza (walaupun Hamas berusaha meminimalkannya melalui media yang dikuasainya), dan juga Otoritas Palestina dan Mesir. Hamas mengacuhkan kritik internal dan eksternal, menolak untuk mengubah kebijakannya dan semakin sering memanfaatkan kekurangan, kemiskinan dan penderitaan di Jalur Gaza sebagai bahan kampanye media untuk menyerang Israel, Mesir dan Otoritas Palestina.

Selama operasi Cast Lead, yang dimulai pada 27 Desember 2008, IDF telah melaksanakan serangan presisi pada infrastruktur militer yang dibangun ditengah-tengah penduduk sipil. Serangan udara Israel dari udara dan laut terhadap Hamas (dan organisasi teroris lainnya) yang terletak di antara pemukiman penduduk dapat diterima menurut hukum Internasional. Hal tersebut diambil karena Negara Israel perlu memberikan rasa aman pada penduduknya dan menjamin kesejahteraan dan kebutuhan dasar kehidupan dan keamanan sejalan dengan prinsip pertempuran bersenjata. Untuk delapan tahun rakyat Israel telah dihujani roket dan mortar, dan juga berbagai bentuk terorisme, semuanya berasal dari Hamas dan berbagai organisasi teror yang mengontrol Jalur Gaza dan beroperasi dari dalamnya.

Hamas dan berbagai organisasi teroris lainnya, untuk kepentingan mereka, menjalankan kejahatan perang dan kejahatan atas kemanusiaan dengan secara sengaja dan sembarangan menembakkan serangkaian roket pada target penduduk sipil serta menyebabkan teror yang menyedihkan, kematian dan kehancuran dengan pemanfaatan penduduk sipil di Jalur Gaza sebagai tameng hidup. Semua ini merupakan pelanggaran atas prinsip dasar yang membedakan antara pejuang dan non-pejuang, yang merupakan batu penjuru hukum perang bersenjata. Terserah pada komunitas internasional untuk menghadapi organisasi teroris dan negara-negara yang mensponsori serta mendukung mereka (khususnya Iran dan Suriah) sesuai dengan seluruh perlengkapan politik serta hukum yang mereka miliki untuk menyelesaikannya.

Penulisan studi ini dimulai pada pertengahan bulan 2008 dan dirampungkan pada akhir minggu pertama Operation Cast Lead, dengan diawalinya serangan darat IDF ke Jalur Gaza. Analisa pemanfaatan penduduk sipil sebagai tameng hidup dan banyak contoh lainnya yang telah disebutkan adalah berdasarkan pengalaman Israel bertempur menghadapi Hamas dan organisasi teroris lainnya yang menguasai dan beroperasi di Jalur Gaza. Juga tercatat beberapa contoh dari minggu pertama Operasi Cast Lead, yang tentu saja perlu dilengkapi saat operasi di Jalur Gaza ini berakhir.



Tamsilan menerbitkan oleh Hamas

(Click to enlarge)
Berbunyi klik di sini untuk melihat film pendek yang menimbulkan bukti visual taktik sudah berlangsung lama Hamas penduduk sipil mengeksploitasi/anak semanusia perisai, dan gedung penduduk sipil sebagai perlindungan untuk serangan teroris.

Salam sejahtera!

Selamat datang di website Israel berbahasa Indonesia. Tujuan website ini untuk mendukung proses dialog dan saling pengertian di antara orang Indonesia dan Israel.

Kami menyadari dengan pengetahuan dan informasi yang lebih banyak tentang Israel akan membuat orang Indonesia mengerti lebih baik tentang Israel; masyarakat, budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan, kesusasteraan dan keseniannya.



Kami mengerti tujuan utama membuka dialog ini dan membangun jembatan baru bagi pemahaman menuntut kemauan untuk saling memahami satu dengan lainnya, meski mungkin kadang kala kita tidak dapat selalu sejalan.

Karena itu kami mengundang anda menjelajahi Israel, mengenal masa lalunya dan keadaannya sekarang.

Anda bisa menghunbungi kami melalui press@singapore.mfa.gov.il jika anda ada pertanyaan mengenai situs kami.




Israel dan Krisis di Gaza – Saat yang menyedihkan untuk kebebasan berbicara di Indonesia

Indonesia adalah negara demokrasi baru.



Pihak yang mengikuti debat umum pada isu-isu dalam agenda Indonesia dengan mudahnya akan terkagum-kagum akan begitu cepatnya masyarakat Indonesia beralih menjadi pluralistik, masyarakat yang bersemangat dalam mengadopsi nilai-nilai dan norma-norma demokrasi.



Demokrasi bukan hanya masalah menyelenggarakan pemilihan umum yang bebas setiap 4 tahun sekali. Ini adalah proses mengambil serangkaian nilai-nilai dasar, cara bertindak yang menunjukkan debat yang fair dan bebas dalam masyarakat demokratik.



Demokrasi adalah aturan yang pertama dan yang paling utama dalam mayoritas. Namun, dalam banyak demokrasi, tantangan sebenarnya dan ujian sebenarnya adalah pertanyaan sejauh mana mereka dapat bertoleransi dan terbuka terhadap minoritas yang melawannya.



Besarnya keterbukaan dan toleransi dalam masyarakat demoktratik ditantang khususnya saat suara mayoritas sedang dihadapkan pada lawan yang sama sekali bertentangan dan pandangan yang sangat berlawanan.



Sejak awal dari krisis di Timur Tengah baru-baru ini, media di Indonesia telah meliput kejadian di Gaza secara intensif. Di luar laporan tersebut, banyak komentar, analisa dan pendapat yang diterbitkan. Bukan rahasia lagi bahwa liputan kejadian di banyak media di Indonesia sangat mengecam dan bahkan sangat keras pada Israel.



Kritikan terhadap Israel sebenarnya merupakan fenomena yang sah dan kadangkala bahkan benar. Ini adalah bagian dari debat terbuka di media.



Namun, apa yang sekarang kami perhatikan dalam banyak organisasi media Indonesia, kebanyakan, meski tidak semua, menyensor sepenuhnya dan memboikot pandangan Israel, analisa Israel atas kejadian ini, narasi Israel.



Resminya, sensor ini tidak ada. Ini bukanlah sensor yang diajukan oleh seseorang; ini adalah ’sensor-mandiri’ yang dilakukan oleh berbagai organisasi media. Hasilnya adalah usaha untuk menyatakan pandangan Israel dihalangi dan diboikot oleh banyak media di Indonesia.



Saat bagian berhubungan dengan Israel, banyak media Indonesia dengan begitu saja mengabaikan prinsip utama fair play dan pentingnya keseimbangan, tidak biasnya dan pluralistiknya analisa pada peristiwa yang terjadi.



Saat banyak redaktur dihadapkan pada pernyataan ini, umumnya mereka akan menjawab: “Anda benar namun kami tidak mau mengambil resiko.”



Adalah pendapat yang salah bila ada yang meyakini bahwa di jaman internet, blog dan youtube, sekarang ini masih mungkin dapat menghalangi arus informasi, arus pandangan dan pendapat.



Lebih dari itu, masalah ini bukanlah masalah teknis. Redaktur, yang menghalangi pembacanya dari informasi dan pandangan yang berasal dari Israel, sesungguhnya mengejek dan merendahkan intelegensia para pembacanya. Sensor tidak resmi mengenai Israel pada dasarnya menjelaskan pada pembaca apa yang harus ia pikirkan. Sensor ini bertindak mewakili pembaca. Bukannya menampilkan pandangan luas dan membiarkan pembaca yang menyatakan siapa yang benar dan siapa yang salah, media malahan memutuskan bertindak mewakili para pembacanya.



Saatnya meninggalkan persepsi dan tradisi lama, dan membuka media pada debat pluralistik sebenarnya. Biarkan para pembaca menentukan sendiri siapa yang benar dan siapa yang salah.




Operasi “Cast Lead”

(Click to enlarge)

(Click to enlarge)

Operasi IDF berlanjut di malam hari dengan turunnya pasukan infantri besar, tank, mesin-mesin, artileri dan pasukan intelijen yang beroperasi di sepanjang Jalur Gaza.



Selama saling tembak pada malam hari puluhan mata-mata bersenjata Hamas dilumpuhkan oleh IDF. Pesawat-pesawat IAF menghantam lebih dari 45 target termasuk, terowongan, fasilitas penyimpanan senjata, pasukan peluncur misil dan sejumlah daerah peluncuran misil.

Seorang pejabat IDF dan seorang tentara IDF menjadi korban luka serius semalam. Sementara sebanyak 28 orang tentara lainnya terluka ringan.



Alasan-alasan dilaksanakannya aksi darat

Seminggu lalu, Israel memulai Operasi “Cast Lead” yang disertai operasi udara terhadap daerah komando Hamas dan tempat-tempat peluncuran senjata, dengan tujuan untuk menghambat serangan lebih lanjut terhadap warga Israel. Akan tetapi, Hamas terus menembaki warga Israel, minggu ini saja, Hamas telah meluncurkan 417 roket dan mortar (termasuk 61 senjata mematikan roket Grad Kaythusa). Israel harus mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk memastikan berhentikannya roket dan misil yang telah menghujani kota-kota di Israel selama 8 tahun ini.



Misi operasi darat

Misi utama angkatan darat ini adalah menguasai daerah utama tempat peluncuran roket di Jalur Gaza dan untuk melawan operasi para teroris di sana.

Israel tidak bermaksud untuk mengambil kembali kekuasaaan di Jalur Gaza. Ekspansi operasi ini semata-mata ditujukan untuk mencapai tujuan yang telah disebutkan.





Korban sipil dan bantuan kemanusiaan



Setiap jatuhnya korban yang tidak bersalah adalah sebuah tragedi, namun statistik menunjukkan bahwa metode operasi Israel meminimalkan korban penduduk sipil.

Palestina dan PBB melaporkan rasio korban penduduk sipil adalah sekitar 12%. Angka ini jauh lebih rendah dari kejadian serupa yang pernah terjadi sebelumnya; termasuk bom NATO di Kosovo dan Afganistan, padahal situasi di Gaza jauh lebih sulit.



Israel tidak ingin melukai penduduk sipil Palestina yang tinggal di Gaza. Israel melakukan segala daya upaya untuk menghindari krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza. Bahkan pada kenyataannya, berbagai kelompok bantuan internasional telah meminta Israel untuk menangguhkan pengiriman bantuannya karena tidak ada cukup tempat di gudang-gudang mereka di Gaza.

Selama minggu pertama pelaksanaan operasi ini, sebanyak 400 truk yang membawa suplai bantuan kemanusiaan, termasuk makanan dan perlengkapan medis, dan juga 10 ambulans memasuki Jalur Gaza dari Israel.



Seperti biasanya, dalam setiap operasi, Israel melalukan segala-galanya untuk menghindari terluka dan terlibatnya penduduk Palestina. Tindakan yang dilakukan termasuk dengan dikeluarkannya peringatan sebelum serangan, memberikan penduduk sipil Palestina waktu untuk meninggalkan daerah yang menjadi sasaran target, meskipun hal ini menanggung resiko pada serangan mendadak dan menambah resiko bagi angkatan bersenjata Israel.

Sekolah di Gaza (Jabeliya)

(Click to enlarge)

(Click to enlarge)

Kemarin, dilaporkan 30 orang Palestina terbunuh dalam tragedi di sebuah sekolah di Jebaliya.

Investigasi IDF menemukan bahwa teroris Hamas menembakkan lima bom misil dari sekolah diarahkan pada tentara Israel yang membalas kembali tembakan tersebut ke sumbernya. Tembakan balasan Israel mendarat di luar sekolah, namun disusul serangkaian ledakan setelahnya, mengindikasikan kemungkinan adanya munisi dan bahan peledak di dalam bangunan. Intelijen menemukan di antara yang tewas terdapat Immad Abu Iskar dan Hassan Aby Iskan, dua orang yang dikenal sebagai juru tembak misil.



Israel melakukan segala daya upaya untuk menghindari jatuhnya korban sipil. Rendahnya rasio korban penduduk sipil dalam 11 hari pertempuran (12% sesuai laporan AP dan Kementerian Kesehatan Palestina (5 Januari 2009) – lihat : : http://www.kjrh.com/news/world/story/Death-toll-climbs-Israel-pushes-deeper-into-Gaza/O049WnBjbECby_RqLIa1WQ.cspx) menunjukkan dengan jelas bahwa tidak ada maksud untuk melukai penduduk sipil dan upaya yang telah dilakukan hanyalah menargetkan personil Hamas beserta infrastrukturnya.



Akan tetapi, pertempuran berlangsung terus, Hamas, ditekan oleh keberhasilan militer Israel, akan melakukan segalanya untuk mendapatkan penghargaan militer dan moral, termasuk dengan menyembunyikan munisi di sekolah dan meluncurkan tembakan dari bangunan yang penuh dengan penduduk sipil



Ini bukanlah pertamakalinya Hamas menggunakan sekolah-sekolah PBB sebagai basis penembakan



Tahun 2007 Isreal menghadap PBB melaporkan penembakan dari sebuah sekolah PBB :



Lihat: http://www.mfa.gov.il/MFA/Terrorism-+Obstacle+to+Peace/Hamas+war+against+Israel/Terrorists+fire+mortar+shells+from+boys+school+in+Gaza+31-Oct-2007.htm



Sekjen PBB sendiri mengutuk penggunaan sekolah-sekolah PBB oleh Hamas



Lihat website PBB : http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=24593&Cr=palestin&Cr1=



Televisi Hamas merekam ajakan pada para penduduk sipil dan anak-anak untuk menjadi tameng hidup atas fasilitas Hamas. Lihat klips dari network Hamas :



http://www.mfa.gov.il/MFA/Pages/MediaPlayer.aspx?MediaUrl=http://switch3.castup.net/cunet/gm.asp?ClipMediaID=1915991!!!!ak=null&LANGUAGE_NAME=En



http://www.mfa.gov.il/MFA/Pages/MediaPlayer.aspx?MediaUrl=http://switch3.castup.net/cunet/gm.asp?ClipMediaID=1913349!!!!ak=null&LANGUAGE_NAME=En



Israel bersimpati atas setiap jatuhnya korban jiwa. Akan tetapi tidak ada yang dapat lagi dilakukan saat penduduk sipil dengan sengaja ditempatkan pada baku tembak, saat tujuan Hamas adalah untuk menyebabkan sebanyak mungkin kematian penduduk sipil dalam mendapatkan simpati publik.



Tragedi ini terjadi karena Hamas secara konsisten menggunakan penduduk sipilnya sebagai tameng hidup.



Cara terbaik untuk menghentikan pemanfaatan orang Palestina sebagai tameng hidup adalah dengan bersatunya komunitas internasional dan menuntut Hamas untuk menghentikan tindakan yang biadab ini.

Gaza – Adakah jalan menuju perdamaian?

(Click to enlarge)

(Click to enlarge)

Foto-foto kekerasan dan berita dari Gaza beberapa hari ini seringkali menampilkan ketidakseimbangan, gambar yang tidak sesuai dengan krisis yang terjadi di Gaza.



Analisa imparsial dari rangkaian kejadian-kejadian ini seharusnya tidak berawal di hari Sabtu yang lalu, melainkan sejak delapan tahun lalu.



Delapan tahun terakhir ini, ratusan ribu warga Israel hidup dalam ancaman serangan roket Kassam Hamas tiap-tiap harinya.

Baru-baru ini, Hamas meluncurkan lebih dari 100 roket dan mortar kepada penduduk sipil Israel tiap-tiap hari. Ribuan keluarga, setiap hari hidup dalam kondisi ketakutan dan cemas. Orang-orang yang meninggalkan rumah untuk bekerja, anak-anak yang pergi ke sekolah, semuanya tidak memiliki keyakinan mereka dapat pulang ke rumah dengan selamat. Tahun lalu, ribuan roket diluncurkan dari Jalur Gaza dalam serangan besar terhadap penduduk sipil Israel yang tidak bersalah. Orang hanya menunjukkan simpati atas pemberitaan beberapa organisasi media yang sekarang ini meliput secara besar-besaran kejadian yang terjadi di Gaza, yang sebenarnya, mengabaikan realitas kehidupan sehari-hari dan penderitaan ribuan warga Israel yang telah bertahun-tahun hingga kini, hidup di bawah ancaman serangan Hamas.



Di tahun-tahun lalu, pemerintah Israel mengambil keputusan untuk tidak membalas serangan harian ini, demi mencegah terjadinya eskalasi serta menghindari konfrontasi militer. Israel lebih memilih untuk mempergunakan segala upaya politik dan diplomatik demi menghindari penggunaan kekerasan, meski harus dibayar dengan kritik tajam dari dalam negeri terhadap pemerintah -akibat menahan diri untuk membalas serangan Hamas.



Inilah bagaimana terciptanya realita baru di Gaza. Hamas terbiasa dengan realita bahwa Hamas dapat melakukan segalanya : Hamas dapat mendikte tiap kejadian, Hamas dapat menyerang kapanpun, tanpa mendapatkan perlawanan dari Israel.



Kira-kira seminggu lalu, Hamas mengumumkan bahwa Hamas menolak gencatan senjata yang telah dicapai 6 bulan lalu, memulai serangan roket besar-besaran di seluruh bagian selatan Israel.



Kali ini, pemerintah Israel memutuskan untuk mengubah peraturan main, mengubah strategi dan mengakhiri serangan Hamas terhadap Israel. Pemerintah Israel mengambil keputusan untuk memenuhi kewajibannya terhadap warganegaranya dan melindungi kehidupan mereka. Kewajiban pemerintah ini adalah kewajiban mendasar, serta merupakan kewajiban moral bagi pemerintahan manapun di seluruh dunia terhadap warganya. Dalam hal ini, Israel tidak ada bedanya dengan negara manapun di seluruh dunia. Sejak minggu lalu, kata-kata yang sering terlontar di kalangan warga Israel semata-mata ungkapan,”Sudah Cukup!” Kini saatnya untuk membela diri sendiri. Tujuan Israel untuk operasi militer sekarang ini sangat tegas dan jelas : Mengakhiri Serangan Hamas Terhadap Israel.



Mereka yang menyalahkan Israel telah melakukan reaksi “berlebihan” cenderung mengabaikan sifat Hamas. Hamas adalah organisasi teror yang fundamentalis, religius dan radikal yang beroperasi di bawah pengaruh langsung Iran serta membawa misi Jihad yang salah satunya dan yang terutama adalah menghancurkan negara Israel.



Ideologi organisasi ini tidak dapat diabaikan begitu saja. Hamas tidak meminta apapun dari Israel. Tidak pula mengharapkan negosiasi dengan Israel, karena ideologi dasarnya adalah menolak hak orang Yahudi untuk memiliki negara sendiri. Karena itu, Hamas menolak keberadaan Israel tidak perduli di perbatasan manapun. Sebab itu pula maka setiap pembicaraan diplomatik dan politik dengan organisasi ini secara praktis adalah tidak mungkin. Bahkan pendekatan yang paling pragmatispun terhadang pertanyaan : Apa yang bisa menjadi dasar negosiasi dengan Hamas – dengan keinginannya menghancurkan negara Israel ?



Israel melaksanakan serangan militer hanya terhadap instalasi militer Hamas. Sementara Israel dengan segenap upaya menghindari korban sipil, Hamas dengan sengaja menyerang hanya penduduk sipil Israel.Terlebih, Hamas dengan sengaja meluncurkan roketnya dari perkampungan di Gaza yang padat dengan penduduk sipil, menyadari Israel sangat sensitif menyerang penduduk sipil. Ini bukan saja perbedaan taktis, ini merupakan perbedaan moral mendasar yang tidak bisa diabaikan.



Realita proses perdamaian antara Israel dan Palestina juga memiliki sisi yang lain. Hamas bukan satu-satunya perwakilan Palestina. Israel dan Otorita Palestina sedang melakukan negosiasi, dengan tujuan mencapai solusi perdamaian dan perjanjian perdamaian, berdasarkan saling memahami dan kompromi historis. Perdana Menteri Israel Olmert dan Presiden Otorita Palestina melakukan pertemuan tiap minggu, berupaya mencapai solusi pragmatis dan konstruktif atas semua perselisihan di antara kedua belah pihak.



Israel berharap akan tercapainya kesepakatan serta siap membayar mahal demi tercapainya kesepakatan tersebut. Kebanyakan orang Israel mendukung dibentuknya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat hidup berdampingan dengan negara Israel.



Beda dengan Otorita Palestina yang berjuang untuk masa depan Palestina yang lebih baik, Hamas hanya menjanjikan rakyat Palestina peperangan, pertumpahan darah dan kesengsaraan yang tidak terarah.



Saatnya bagi Palestina untuk menentukan jalan yang akan mereka tempuh.







OPERASI IDF DI JALUR GAZA

(Click to enlarge)

(Click to enlarge)

Siapa yang bertanggungjawab atas krisis ini?



Sejak pengambil-alihan Gaza oleh Hamas dengan kekerasan di tahun 2007, Hamas telah menjadikan warga Israel sasaran serangan roket di dalam wilayah kedaulatan Israel sendiri, pelanggaran hukum internasional yang sangat mencolok. Serangan tiap hari, granat dan bom yang ditujukan pada penduduk sipil, dengan sekitar 90 granat dan bom mortar setiap harinya.

Enam bulan terakhir "keadaan tenang" telah dicapai antara Israel dan Hamas. Kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir dieksploitasi oleh Hamas, tidak hanya melalui teror terhadap warga Israel namun juga dengan menggalang kekuatan serta secara besar-besaran mempersenjatai diri dengan peralatan dan perlengkapan perang, dengan tujuan meningkatkan kapasitas mereka untuk teror dan memperluas jangkauan ancaman terhadap warga Israel. Hal ini termasuk penyelundupan dan pembuatan ribuan roket dan granat mortar dalam berbagai jenis dan diameter, termasuk antitank dan roket anti pesawat udara.

Baru-baru ini Hamas memutuskan untuk melanggar gencatan senjata, persisnya beberapa hari lalu, Hamas dan sekutunya menghujani pusat-pusat pemukiman penduduk sipil di bagian selatan Israel dengan ratusan roket dan granat mortar. Israel telah pada batas maksimal untuk bertahan dan tetap berusaha menahan diri, situasi memaksa aksi militer untuk menjaga warganegara Israel serta memberi mereka kehidupan yang normal.

Seperempat juta warganegara Israel telah diteror secara bertubi-tubi dari Jalur Gaza dengan ribuan misil yang diluncurkan selama 8 tahun terakhir. Tidak ada Negara manapun di dunia yang dapat membiarkan serangan gencar atas warganya.

Perdana Menteri Mesir telah meminta pertanggungjawaban atas situasi yang berlangsung ini kepada Hamas - Menteri Luar Negeri Mesir Ahmed Aboul Gheit dengan keras mengecam Hamas pada hari Senin. Pada konferensi pers siang hari yang ditayangkan televisi Mesir, ia menyatakan bahwa Mesir telah berkali-kali memberi peringatan atas situasi yang berlangsung dan bahwa siapapun yang tidak memperhatikan (Hamas) akan dinyatakan bertanggung jawab dan tidak menyalahkan pihak lain :



Simak : http://www.youtube.com/watch?v=5roptSbO3GQ



Apa tujuan operasi ini ?



Aksi militer ditujukan untuk melindungi penduduk Negara Israel, tujuannya semata-mata untuk menyerang semakin berkembangnya infrastruktur yang membuat teror yang memampukan Hamas beserta organisasi sekutunya meluncurkan misil dan granat mortar pada warga Israel serta membuat serangan teror dalam berbagai bentuk. Meskipun telah ada aksi militer - Hamas juga masih menghujamkan roket dan misil ke Israel. Lebih dari 50 roket dan misil ditembakkan pada tanggal 29 mengakibatkan 3 orang korban jiwa dan puluhan korban luka.

Seperti berulangkali telah Israel sampaikan pada Hamas - diam akan dijawab dengan diam, namun teror akan melahirkan sebuah respon.



Apa penyebab situasi kemanusiaan di Gaza sekarang ini?



Israel tidak menghendaki adanya krisis kemanusiaan.

Otorita Hamas di Jalur Gaza adalah satu-satunya penyebab penderitaan dan kesulitan pada penduduk di sana serta juga menghancurkan situasi mereka. Beberapa hari yang lalu, Hamas menghentikan bantuan kemanusiaan yang dibawa dari Mesir ke Gaza. Untuk perbandingan saja : dalam bulan-bulan pertama masa tenang, 17.000 truk memasuki Gaza dibandingkan 9.000 (hampir 2 kalinya) dalam jangka waktu yang hampir bersamaan sebelum gencatan senjata.

Meskipun ada aksi militer, Israel telah membuka perbatasan bagi masuknya bantuan kemanusiaan walaupun mengambil resiko besar karena perbatasan secara terus menerus dibom. Dalam 3 hari terakhir sejak aksi militer dimulai, lebih dari 120 truk yang membawa bantuan memasuki Gaza melalui berbagai perbatasan.

Israel juga mengijinkan evakuasi korban Palestina yang terluka serius dikirim ke rumah sakit di Israel melalui perbatasan-perbatasan.

Israel melakukan segenap upayanya hanya menargetkan bangunan-bangunan Hamas dan individu Hamas saja. Hal ini telah dikonfirmasikan melalui laporan yang diterbitkan PBB baru-baru ini dan juga melalui laporan berbagai kantor berita di luar Israel.

Reuters melaporkan bahwa 86% (300 dari 360) korban adalah polisi Hamas dan para pejabat Hamas. Kantor berita juga melaporkan bahwa para pejabat Hamas sendiri mengakui bahwa kamp beserta infrastruktur mereka telah hancur. Simak link laporan dari kantor berita berikut :



http://www.google.com/hostednews/ap/article/ALeqM5g8-DEMtAE9q4i4ySQ0eV_qZefmRQD95B49600

http://uk.reuters.com/article/UKNews1/idUKTRE4BS10R20081229

http://www.agi.it/world/news/200812290953-cro-ren0007-art.html



Beda dengan Israel - Hamas melakukan segalanya untuk mendapatkan korban tewas sebanyak mungkin, utamanya dengan penembakkan ke pusat-pusat pemukiman penduduk sipil.

Dalam upaya membesar-besarkan korban sipil di pihak Palestina, Hamas tidak melarang korban luka meninggalkan Gaza untuk mendapatkan perawatan. BBC melaporkan :

http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/7801881.stm



Korban di pihak Israel lebih sedikit dibandingkan dari pihak Palestina - Apakah reaksi Israel proporsional?



Jumlah korban Israel menunjukkan fakta bahwa sistem alarm pertahanan Israel dan tempat-tempat perlindungan telah mencegah korban kematian yang diharapkan oleh Hamas. Dengan serangan sebanyak 90 misil dan roket yang ditujukan secara khusus pada pusat-pusat pemukiman penduduk sipil, tidak diragukan lagi bahwa jika tanpa tempat-tempat perlindungan, jumlah korban dipastikan akan lebih tinggi.

Telah disampaikan oleh PBB dan kantor berita asing (lihat di atas, tentang situasi kemanusiaan) bahwa kebanyakan korban dari pihak Palestina ada para polisi dan pejabat Hamas. Israel hanya menargetkan Hamas dan mengupayakan segalanya untuk menghindari korban sipil, sementara Hamas benar-benar menargetkan penduduk sipil.



Bukankah ini merupakan tindakan yang proporsional bagi negara berdaulat manapun yang mengalami kota-kotanya dibom terus menerus selama bertahun-tahun, berupaya mengakhiri serangan dengan menghancurkan infrastruktur pusat penembakan ?



Akankah negara-negara lain di dunia, AS, Inggris atau Singapura dapat berdiam diri setelah selama 8 tahun kota-kotanya dihujani granat ? Adakah negara yang berdiam diri melihat warga sipilnya hidup di tempat-tempat perlindungan bom selama itu ?



Israel telah mengadopsi beberapa prinsip hukum mengenai konflik bersenjata, dalam pelatihan militernya, dalam perencanaan dan pelaksanaan operasionalnya. Seringkali operasi yang akan dilakukan dibatalkan karena resiko melukai penduduk sipil tidak proporsional dengan tujuan operasi militer.



Siapa Hamas ? Apakah Hamas terpilih menjadi penguasa oleh rakyat Palestina ?



Ini adalah deklarasi tujuan yang disampaikan oleh Hamas sendiri. Hamas benar-benar menolak solusi 2 negara yang dinegosiasikan antara Israel dan Presiden Palestina, Abbas. Serta menolak negosiasi apapun dengan Israel. Beberapa kutipan dari Piagam Hamas :

"Israel akan ada dan akan terus ada sampai Islam memusnahkannya, persis seperti ia menghapuskan yang lainnya sebelumnya."

"Gerakan Perlawanan Islam meyakini bahwa tanah Palestina adalah Tanah Wakaf yang diperuntukkan bagi generasi Muslim yang akan datang sampai pada Hari Penghakiman nanti. Tanah ini, atau bagiannya, tidak boleh disia-siakan: tanah ini, atau bagiannya, tidak boleh dilepaskan."

"Tidak ada solusi untuk masalah Palestina kecuali melalui Jihad. Inisiatif , proposal dan konferensi internasional semuanya membuang waktu dan upaya sia-sia."

Sumber : http://www.palestinecenter.org/cpap/documents/charter.html

Hamas telah melakukan segalanya untuk merusak harapan kedamaian di kawasan serta merusak pembicaraan perdamaian antara Israel dengan Otorita Palestina.

Di tahun 1994-96 bom bunuh diri Hamas mengalihkan upaya proses perdamaian Oslo.

Selama tahun-tahun berdarah pada intifada ke-2 (tahun 2000-2005), Hamas bertanggungjawab, bersama dengan Jihad Islam Palestina, atas sekitar 70% dari 150 bom bunuh diri yang menewaskan lebih dari 1000 orang warga Israel, kebanyakan adalah penduduk sipil.



Hamas secara demokratik dipilih oleh rakyat Palestina di tahun 2006 untuk pemerintahan (namun bukan untuk presidensial). Namun Hamas menggelar kudeta militer pada bulan Juni 2007 dan telah melakukan pembunuhan berdarah dingin atas sekitar 200 anggota Fatah Palestina, sementara di waktu lalu Otorita Palestina hanya menangkap para anggota Hamas untuk jangka waktu pendek. Sebagai reaksi dan sesuai dengan konstitusi Palestina, Presiden Abbas memberhentikan seluruh Menteri Hamas dari pemerintahan - dan sesuai dengan Undang-Undang Palestina, Hamas tidak lagi merupakan perwakilan rakyat Palestina. Hamas menguasai Gaza dengan senjata kekerasan dan masih tetap membunuh anggota Fatah.

Anggota Fatah melarikan diri ke Israel setelah serangan Hamas baru-baru ini di bulan Agustus:



http://www.jihadwatch.org/archives/022067.php



Hamas adalah organsisasi teror yang tidak memberikan apa-apa selain kebencian dan peperangan bagi rakyat Palestina

Minggu, 11 Januari 2009

Ibu Hamil Tak Wajib Minum Susu

Ibu Hamil Tak Wajib Minum Susu


Bila kebutuhan gizi sudah terpenuhi dari makanan sehari-hari, minum susu malah bisa mengakibatkan kelebihan berat badan.

“SUDAH minum susu? Jangan sampai lupa lo, ini demi janinmu.” Nasihat seperti ini rasanya tak asing lagi buat kita yang berbadan dua, seolah minum susu merupakan kewajiban. Hingga, mereka yang tak doyan susu pun akhirnya memaksakan diri meminumnya. Sampai-sampai ada lo ibu hamil yang khawatir akan perkembangan janinnya hanya gara-gara perut si ibu tak bisa menerima susu alias selalu mual-muntah setiap kali minum susu.

“Memang, ibu hamil perlu makanan tambahan. Si ibu kan bukan cuma memberi makan dirinya, tapi juga janinnya,” kata dr Victor Tambunan dari bagian Gizi FKUI-RSUP Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Penambahan itu mencakup kalori, protein, kalsium, vitamin, dan mineral.

Untuk kalori, dibutuhkan sebanyak 300 kkal per hari. Kalori sangat penting untuk pembentukan energi tubuh. Sementara itu, kebutuhan protein sekitar 12 gr per hari dan berguna untuk pertumbuhan janin, plasenta, cairan amnion, jaringan uterus, hemoglobin, plasma protein, serta untuk cadangan maternal kala melahirkan dan laktasi. Suplai protein yang dianjurkan, sebagian besar hendaknya dari sumber hewani karena sumber ini menyediakan asam amino dalam kombinasi optimal.

Kalsium diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi janin, serta peningkatan metabolisme kalsium si ibu. Ibu hamil menahan sekitar 30 gr kalsium selama kehamilan. Sebagian besar ada di tulang yang dapat dengan mudah dimobilisasi untuk pertumbuhan janin pada kehamilan lanjut.

Akan halnya vitamin, yang diperlukan per harinya: 200 mikrogram RE vitamin A; 10 mikrogram vitamin D; 10 mg vitamin E; 65 mg vitamin K; 0,2 mg tiamin; 0,2 mg riboflavin; 0,1 mg niasin; 0,3 mikrogram vitamin B12; dan 150 mg asam folat. Sedangkan mineral yang dibutuhkan per harinya: 20 mg zat besi, 5 mg seng, 400 mg kalsium, 25 mikrogram yodium, 15 mikrogram selenium.

Cukup Dua Gelas Sehari
Nah, susu yang terbuat dari susu sapi dianggap merupakan sumber nutrien yang mendekati ideal, khususnya untuk memenuhi kebutuhan protein dan kalsium bagi ibu hamil dan menyusui. Selain itu, di dalam susu juga terkandung kalori dari gula susu (laktosa), vitamin dan mineral. “Jadi, bisa dibilang susu adalah makanan yang hampir sempurna, hingga bisa dijadikan alternatif untuk mencukupi kebutuhan tambahan makanan bagi ibu hamil,” kata Victor.

Namun, bukan berarti ibu hamil wajib minum susu, lo. Apalagi sampai mengandalkan susu, amat tak dianjurkan. Soalnya, susu juga punya kelemahan, yaitu kurang zat besi. Padahal, zat besi pun amat penting untuk ibu hamil. “Kekurangan zat besi akan membuat si ibu mengalami anemia dan mempengaruhi kecerdasan si janin.” Meski tak tertutup kemungkinan si janin sehat-sehat saja sekalipun ibunya mengalami anemia berat. Artinya, janin tak mengalami kekurangan zat besi sedikitpun. Sebab, adakalanya bayi ibarat parasit, mengisap seluruh persediaan zat si ibu hingga ibu mengalami kekurangan zat-zat tertentu tapi janinnya tak kekurangan. Namun begitu, tetap harus dipikirkan kebutuhan zat besi ini, yang bisa diperoleh dari makanan sumber lain seperti hati sapi, sayur bayam atau sayur-sayuran berdaun hijau.

Lagi pula, bila terlalu banyak minum susu membuat kita jadi tak berselera makan makanan lain. Ingat, kan, susu mengandung protein tinggi? Nah, protein lebih lama diserap oleh lambung dibanding karbohidrat atau vitamin dan mineral. Makanya, hanya dengan minum susu, kadang sudah bikin kenyang. Jadi, minum susu cukup 2 gelas sehari, pagi dan malam. Namun minumnya jangan berbarengan dengan saat makan makanan pokok, tapi harus dipisah. Misal, makan malam jam 19.00, maka susu diminum sebelum tidur sekitar jam 22.00. Begitu pula bila sarapan. Minimal, jaraknya 2-3 jam, boleh diminum sebelum atau sesudah makan.

Jika susu diminum berbarengan dengan makanan pokok, maka sayuran dan beras yang kita makan bisa mengganggu penyerapan kalsium dari susu. Padahal, salah satu yang dipentingkan dari susu adalah kalsiumnya. “Pada sayuran dan kulit ari beras ada serat yang namanya asam fitat. Asam fitat inilah yang menghambat penyerapan dari kalsium itu.” Selain itu, asam fitat juga menghambat penyerapan seng dan zat besi. “Jadi, mineral juga diganggu oleh asam fitat ini.” Adapun yang dimaksud asam fitat ialah asam anorganik yang ada di biji-bijian serta gandum. Asam fitat hanya berguna untuk pertumbuhan tanaman itu sendiri, tapi tidak untuk manusia.

Kelebihan Berat Badan
Dampak lain, bila kebutuhan gizi sudah terpenuhi hanya dari makanan yang kita konsumsi tapi kita tetap ingin minum susu, bisa mengalami kelebihan BB. Padahal, selama kehamilan juga perlu dijaga agar pertambahan BB tak melebihi aturan, yaitu antara 12-15 kg. “Bukankah BB yang meningkat juga berarti mengundang bahaya lain lagi?” ujar Victor. Si ibu bisa mengalami keracunan kehamilan, preeklampsia, maupun diabetes. Bahkan, tubuhnya pun bisa mengalami bengkak, entah di kaki maupun perut, selain juga mengakibatkan si ibu lekas lelah dan sulit menjaga keseimbangan badan.

Jadi, bila kebutuhan gizi si ibu memang sudah terpenuhi dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari, ya, tak perlulah ditambah susu. Lain hal bila si ibu kekurangan gizi akibat morning sickness, misal, “tak mengapa kekurangannya itu diberikan dalam bentuk susu. Kita hitung, makanan pokok yang masuk ada berapa dan kebutuhan dia seberapa, lalu kita ambil selisihnya. Tentunya kebutuhan per individu ibu hamil tak sama, tergantung BB dan TB si ibu. Bila dia butuh 2000 kkal, misal, sedangkan makanan yang masuk hanya 1000 kkal dan yang 1000 kkal-nya lagi terbuang akibat muntah-muntah. Nah, kekurangannya ini bisa dipenuhi dengan susu.”

Namun jangan dibalik, lo Bu. Bukan susunya yang digunakan untuk mencapai kebutuhan gizi ibu hamil, melainkan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Susu hanya sekadar untuk mempermudah mencapai jumlah yang dibutuhkan. Jadi, makanan pokoklah yang harus ditambah. Untuk penambahan kalori, misal, bisa diperoleh dari bahan pokok seperti nasi, jagung, ubi, dan lainnya. Untuk protein, diperoleh dari sumber protein seperti daging, ikan, ayam, telur, tahu, tempe, dan sebagainya. Sedangkan vitamin dan mineral bisa didapat dari sayuran dan buah-buahan.

Dengan demikian, pola makan si ibu juga harus diubah: ia harus makan lebih banyak lagi. Persoalannya, tak semua ibu kuat makan banyak. Nah, bila si ibu makannya sangat sedikit, tentu ia bisa muntah jika dipaksa makan banyak. Padahal, kebutuhan tubuhnya meningkat, perlu tambahan 300 kkal setiap hari, belum lagi tambahan zat-zat lain. Otomatis, kalau makannya sedikit, tentu takkan bisa mengejar kekurangan tersebut. Hingga, sebagian ibu hamil lantas mengambil jalan pintas dengan menambahnya lewat susu. Jadi, karena kurang barulah ditambah dengan susu.

Jaga Kekurangan Makanan
Intinya, jangan menganggap kalau sudah minum susu berarti sudah sehat dan dijamin tak kekurangan apa pun. Ini pendapat yang salah karena makanan tetap harus lengkap dengan menu seimbang. Jadi, tak perlu dipaksakan harus minum susu bila ibu hamil benar-benar tak doyan susu. Asalkan si ibu bisa memenuhi kebutuhan gizinya dari makanan, tanpa minum susu pun tak masalah.

Yang penting, tegas Victor, ibu hamil jangan sampai kekurangan makanan. Soalnya, kekurangan makanan akan berdampak pada janin. Bukankah penyerapan ke janin tergantung si ibu? “Jadi, bila kebutuhan gizi si ibu kurang, ya, bayi juga bisa terkena BBLR atau berat badan lahir rendah, yang akan berdampak pada kualitas si bayi selanjutnya.”

Selain itu, bila kebutuhan ibunya tak terpenuhi, janin pun bisa kekurangan asam folat, yang berdampak pada neural cube defect yang mengakibatkan bayi cacat atau meninggal. “Walaupun kalau dilihat dari pola makan ibu-ibu di negara kita, sebenarnya kekurangan asam folat ini jarang terjadi karena ibu-ibu kita sering makan kacang-kacangan seperti tempe dan tahu,” tutur Victor.

Tak Perlu Susu Khusus Ibu Hamil
“Toh, kandungannya tak beda dengan susu full cream biasa asalkan jangan yang skim karena berarti lemaknya sudah dibuang, padahal lemak salah satu sumber energi pula,” tutur Victor.

Memang, akunya, ada beberapa susu khusus ibu hamil yang ditambahkan zat tertentu semisal asam folat yang berguna untuk pertumbuhan otak bayi atau serabut-serabut sarafnya. Namun, bila kita makan hati sapi dan kacang-kacangan, tak perlu lagi harus minum susu mengandung asam folat.

Terlebih, dokter kandungan pun akan memberikan resep tablet asam folat buat ibu hamil jika memang si ibu membutuhkannya. Namun bila kebutuhan asam folat dalam tubuhnya sudah terpenuhi dari makanannya, dokter takkan memberikan. Jadi, tak ada alasan untuk mengonsumsi susu yang mengandung asam folat ya Bu. Apalagi harganya biasanya tak murah kan?

Susu Kedelai
Dibanding susu sapi, susu kedelai memiliki zat besi lebih banyak. Namun kekurangannya, “susu kedelai mengandung asam fitat yang bisa menghambat penyerapan zat besi. Hingga, zat besi yang banyak itu jadi tak berguna karena tetap tak terserap dengan bagus,” jelas Victor.

Selain itu, susu kedelai berasal dari nabati dan kualitasnya tak sebagus susu hewani. “Protein hewani punya nilai biologi lebih tinggi karena terdiri asam amino esensial yang komplet, sedangkan protein nabati asam aminonya tak lengkap.”

Belum lagi susu nabati tak mengandung laktosa sehingga karbohidratnya sama dengan beras, yaitu berasal dari pati. Makanya, susu ini bagus buat orang yang tak tahan laktosa atau mengalami intoleransi laktosa.


Ini Kata Dokter.....