Alokasi spektrum frekuensi untuk GSM awalnya dilakukan pada tahun 1979. Spektrum ini terdiri atas dua buah sub-band masing-masing sebesar 25MHz, antara 890MHz - 915MHz dan 935MHz - 960MHz. Sebuah sub-band dialokasikan untuk frekuensi uplink dan sub-band yang lain sebagai frekuensi downlink.
Karena konsekuensi logis dari kenaikan redaman atas kenaikan frekuensi, biasanya sub-band terendah dipakai untuk uplink, agar daya yang ditransmisikan oleh MS (mobile system atau lebih dikenal handphone) ke BTS (Base Transmitter Station yaitu seperti sentral telepon di PSTN/POTS, namun memiliki fungsi lebih) tidak perlu besar. Kalau digunakan sub-band yang satu lagi, mungkin anda perlu melakukan recharge batere handphone berulang kali untuk mendapatkan kualitas sama dengan saat ini.
Kemudian kedua sub-band tersebut dibagi lagi menjadi kanal-kanal, sebuah kanal pada satu sub-band memiliki pasangan dengan sebuah kanal pada sub-band yang lain. Tiap sub-band dibagi menjadi 124 kanal, yang kemudian masing-masing diberi nomor yang dikenal sebagai ARFCN (Absolute Radio Frequency Channel Number). Jadi sebuah MS yang dialokasikan pada sebuah ARFCN akan beroperasi pada satu frekuensi untuk mengirim dan satu frekuensi untuk menerima sinyal.

Untuk GSM, jarak antar pasangan dengan ARFCN sama selalu 45MHz, dan bandwidth tiap kanal sebesar 200kHz. Kanal pada tiap awal sub-band digunakan sebagai guard band. Silakan anda hitung, maka spektrum GSM akan menghasilkan 124 ARFCN, masing-masing diberi nomor 1 sampai 124. Kanal sebanyak 124 inilah yang nantinya dibagi-bagi buat operator-operator GSM yang ada di suatu negara.
Untuk mengantisipai perkembangan jaringan di masa mendatang, telah dilokasikan tambahan 10MHz frekuensi pada masing-masing awal sub-band. Ini dikenal sebagai EGSM (Extended GSM). Jadi spektrum EGSM ini 880MHz - 915MHz buat uplink dan 925MHz - 960MHz buat downlink. Hal tersebut memberi tambahan 50 ARFCN menjadi 174. Tambahan ARFCN ini diberi nomor 975 - 1023.
DCS 1800
Seiring dengan evolusi GSM, diputuskan untuk menerapkan teknologi ini pada PCN (Personal Communication Networks). Hal ini membutuhkan perubahan pada interafce udara untuk memodifikasi frekuensi operasinya. Frekuensi modifikasinya antara 1710MHz - 1785MHz untuk uplink dan 1805MHz - 1880MHz untuk downlink. Teknik ini menyediakan 374 ARFCN dengan pemisahan frekuensi sebesar 95MHz antara uplink dan downlink.
Teknik PCN ini dikembangkan di Eropa, khususnya di Inggris. Di Inggris (Raya) ARFCN ini telah dibagi-bagi antara keempat operator jaringan yang ada di sana. Dua di antaranya, Orange dan One to One, beroperasi pada daerah GSM 1800, sementara dua yang lainnya, Vodafone dan Cellnet, telah dialokasikan kanal GSM 1800 pada puncak jaringan GSM 900 mereka. ARFCN ini diberi nomor 512 - 885. Porsi pada puncak band digunakan oleh DECTs (Digital Enhanced Cordless Telephony).
PCS 1900
PCS 1900 merupakan adaptasi GSM yang lain ke dalam band 1900MHz. Teknik ini digunakan di Amerika Serikat di mana FCC (Federal Communication Commission) telah membaginya menjadi 300 ARFCN dan mengumumkan lisensi pada berbagai macam operator untuk mengimplementasikan jaringan GSM. Pemisahan frekuensinya sebesar 80MHz, dan pembagian frekuensinya adalah 1850MHz - 1910MHz untuk uplink dan 1930MHz - 1990MHz untuk downlink.
Teknik Modulasi dan Bandwidth
Teknik modulasi yang digunakan pada GSM adalah GMSK (Gaussian Minimum Shift Keying). Teknik ini bekerja dengan melewatkan data yang akan dimodulasikan melalui Filter Gaussian. Filter ini menghilangkan sinyal-sinyal harmonik dari gelombang pulsa data dan menghasilkan bentuk yang lebih bulat pada ujung-ujungnya. Jika hasil ini diaplikasikan pada modulator fasa, hasil yang didapat adalah bentuk envelope yang termodifikasi (ada sinyal pembawa). Bandwidth envelope ini lebih sempit dibandingkan dengan data yang tidak dilewatkan pada filter gaussian.
Bandwidth yang dialokasikan untuk tiap frekuensi pembawa pada GSM adalah sebesar 200kHz. Pada kenyataannya, bandwidth sinyal tersebut lebih besar dari 200kHz, bahkan setelah dilakukan pemfilteran gaussian pun hal itu tetap terjadi. Akibatnya sinyal akan memasuki kanal-kanal di sebelahnya. Jika pada satu sel (akan dijelaskan kemudian) terdapat BTS dengan frekuensi pembawa yang sama atau bersebelahan kanal, maka akan terjadi interferensi akibat overlapping tersebut. Begitu juga jika sel-sel yang bersebelahan memiliki frekuensi pembawa sama atau berdekatan. Alasan inilah yang menyebabkan mengapa dalam satu sel atau antara sel-sel yang berdekatan tidak boleh menggunakan kanal yang sama atau berdekatan.
Pembagian Sel
Pembagian area dalam kumpulan sel-sel merupakan prinsip penting GSM sebagai sistem telekomunikasi selular. Sel-sel tersebut dimodelkan sebagai bentuk heksagonal seperti pada gambar berikut. Tiap sel mengacu pada satu frekuensi pembawa / kanal / ARFCN tertentu. Pada kenyataannya jumlah kanal yang dialokasikan terbatas, sementara jumlah sel bisa saja berjumlah sangat banyak. Untuk memenuhi hal ini, dilakukan teknik pengulangan frekuensi (frequency re-use). Pada gambar terlihat contoh frequency re-use dengan jumlah kanal 7 buah. Antara sel-sel yang berdekatan frekuensi yang digunakan tidak boleh bersebelahan kanal atau bahkan sama.
Jelas bahwa semakin besar jumlah himpunan kanal, semakin sedikit jumlah kanal tersedia per sel dan oleh karenanya kapasitas sistem menurun. Namun, peningkatan jumlah himpunan kanal menyebabkan jarak antara sel yang berdekatan kanal semakin jauh, dan ini mengurangi resiko terjadi interferensi. Sekali lagi, desain sistem GSM memerlukan kompromi antara kualitas dan kapasitas.
Pada kenyataannya, model satu sel dengan satu kanal transceiver (TRx, tentunya menggunakan antena omni-directional) jarang digunakan. Untuk lebih meningkatkan kapasitas dan kualitas, desainer melakukan teknik sektorisasi. Prinsip dasar sektorisasi ini adalah membagi sel menjadi beberapa bagian (biasanya 3 atau 6 bagian; dikenal dengan sektorisasi 120o atau 30o). Tiap bagian ini kemudian menjadi sebuah BTS (Base Transceiver Station). Kebanyakan vendor memperbolehkan sampai dengan 4 TRx per BTS untuk sektorisasi 120o. Jika digunakan TDMA pada TRx, menghasilkan 8 kanal TDMA tiap TRx, Anda bisa menghitung bahwa dalam satu sel dapat menampung trafik yang setara dengan 3 X 4 X 8 = 96 kanal TDMA atau sebesar 82,42 erlang dengan GoS 2%. (Erlang merupakan satuan trafik dan GoS(Grade of Service) menyatakan derajat keandalan layanan, berapa jumlah blocking yang terjadi terhadap panggilan total)
Pada prakteknya tidak semua kanal TDMA tersebut bisa digunakan untuk kanal pembicaraan (TCH = Traffic Channel). Dalam sebuah BTS juga diperlukan SDCCH (Stand-alone Dedicated Control Channel) yang digunakan untuk call setup dan location updating serta BCCH (Broadcast Control Channel) yang merupakan kanal downlink yang memberikan informasi dari BTS ke MS mengenai jaringan, sel yang kedatangan panggilan, dan sel-sel di sekitarnya.
Struktur Sistem Selular
Bagian paling rendah dari sistem GSM adalah MS (Mobile Station). Bagian ini berada pada tingkat pelanggan dan portable. Pada tiap sel terdapat BTS (Base Transceiver Station). BTS ini fungsinya sebagai stasiun penghubung dengan MS. Jadi, merupakan sistem yang langsung berhubungan dengan handphone Anda.
BTS pada dasarnya hanya merupakan "pesuruh" saja. Otak yang mengatur lalu-lintas trafik di BTS adalah BSC (Base Station Controller). Location Updating, penentuan BTS dan proses handover pada percakapan ditentukan oleh BSC ini. Beberapa BTS pada satu region diatur oleh sebuah BSC.
BSC-BSC ini dihubungkan dengan MSC (Mobile Switching Center). MSC merupakan pusat penyambungan yang mengatur jalur hubungan antar BSC maupun antara BSC dan jenis layanan telekomunikasi lain (PSTN, operator GSM lain, AMPS, dll).Saat ini teknik switching terus berkembang, dan begitu pula pada layanan GSM. Beberapa operator GSM di Indonesia telah menerapkan Intelegent Network lanjutan dalam teknik switchingnya.
Frequency Hopping
Frequency hopping merupakan fitur yang diterapkan pada interface udara, yakni lintasan radio ke MS. Teknik ini dapat mengurangi redaman akibat efek multipath fading. GSM hanya merekomendasikan satu jenis frequency hopping, yakni baseband hopping. Namun beberapa vendor, seperti Motorola, menyediakan tipe frequency hopping yang lain, yang disebut Synthesizer Hopping.
Baseband Hopping digunakan jika base station memiliki beberapa DRCU/TCU tersedia. Aliran data secara sederhana dilalukan pada frekuensi dasar ke berbagai macam DRCU/TCU. Setiap data beroperasi pada frekuensi yang tetap, mengacu pada urutan hopping yang ditentukan. DRCU/TCU yang berbeda akan menerima sebuah timeslot yang spesifik pada setiap frame TDMA, berisi informasi yang ditujukan kepada MS-MS yang berbeda.
Synthesizer Hopping menggunakan kelincahan ferkuensi dari DRCU/TCU untuk mengubah frekuensi-frekuensi pada sebuah basis timeslot untuk transmisi maupun menerima. SCB pada DRCU serta sistem kontrol dan pemrosesan digital pada TCU akan menghitung dan menentukan frekuensi selanjutnya, dan memprogram sebuah pasangan synthesizer Tx dan Rx untuk menuju ke frekuensi yang telah dihitung.
Teknik synthesizer hopping ini sangat baik untuk diterapkan pada sel-sel dengan jumlah carrier yang sedikit. Untuk sel-sel dengan jumlah carrier yang banyak, teknik baseband hopping merupakan teknik yang paling baik. Dan kedua teknik ini tidak bisa diterapkan sekaligus pada sebuah site BTS.
GPRS MENUJU ERA MOBILE DATA
Setelah komunikasi suara dapat dilakukan secara mobile, sebagian orang mulai melirik pada komunikasi data dan berpikir mengapa komunikasi data tidak dikembangkan juga agar memiliki kemampuan mobile. Sampai saat ini telah banyak teknologi komunikasi data yang dikembangkan dan menjadi standar untuk komunikasi mobile data. Tetapi teknologi tidak berhenti sampai disini. Setelah mampu melakukan komunikasi data secara mobile, mulai lagi orang berpikir bagaimana agar komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan kecepatan yang tinggi dan mampu melewatkan berbagai aplikasi yang ada seperti Internet dan akses ke Intranet.
General Packet Radio Service (GPRS) merupakan teknologi komunikasi data berbasis paket switch yang dikembangkan pada jaringan GSM. GPRS menawarkan komunikasi data secara mobile, dimana pemakai dapat melakukan pengiriman dan penerimaan data setiap saat dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Faktor dominan ini terletak pada kecepatan pengiriman data yang mencapai 155 kbps dan biaya komunikasi data yang relatif lebih kecil.
GPRS mendukung protokol komunikasi data terbesar di dunia yaitu Internet Protocol (IP) dan X.25. Pada kasus ini GPRS bertindak seolah-olah sebagai jaringan ekstension dari jaringan IP dan X.25 yang ada, sehingga berbagai aplikasi di atas jaringan-jaringan tersebut tentu saja dapat diakses juga melalui GPRS.
Dibandingkan dengan aplikasi komunikasi data saat ini yang lebih berorientasi pada text seperti email, akses database dan Internet, GPRS menawarkan komunikasi multimedia termasuk suara, grafik dan video conference.
Karakteristik paket data GPRS
Paket data pada GPRS menjadi begitu penting karena menyediakan koneksi yang cepat dan tidak kelihatan (seamless) antara terminal mobile dan Internet atau Corporate Intranet. Seluruh aplikasi Internet seperti email dan web browsing dapat dilakukan tanpa harus mendial hubungan ke Internet service provider (ISP). Disamping itu paket data GPRS menggunakan radio link secara lebih effisien, dimana sejumlah pemakai dapat menggunakan kanal yang sama secara simultan. Pada mode circuit data, setiap pemakai memegang satu kanal selama koneksi ke jaringan baik pada saat pengiriman data maupun tidak (idle time), sehingga selain in-effisiensi dalam penggunaan radio link, pemakai juga dibebani biaya yang lebih tinggi dengan perhitungan berdasarkan lama waktu koneksi. Dengan paket data seperti GPRS, pemakai hanya dikenai biaya berdasarkan jumlah/volume data yang ditransmisikan selama komunikasi dan tidak termasuk idle time, meskipun pada kenyataannya setiap pemakai paket data GPRS terhubung secara virtual ke jaringan setiap saat.
Teknologi paket data seperti GPRS dapat digunakan pada seluruh aplikasi komunikasi data, tetapi pada dasarnya paket data ini lebih sesuai untuk aplikasi dengan karakteristik frekuensi penggunaan yang tinggi, komunikasi pendek dan bersifat real time seperti email. Walaupun demikian paket data juga dapat digunakan untuk aplikasi dengan volume data besar seperti file transfer.
Detail GPRS
Konfigurasi sistem GPRS merupakan gabungan antara sistem GSM yang telah ada dan telah diupgrade baik secara software maupun hardware dengan jaringan GPRS sendiri. Jaringan GPRS terdiri dari Serving GPRS Support Node (SGSN) yaitu node di dalam infrastruktur GSM yang mengirim dan menerima data dari terminal mobile dan Gateway GPRS Support Node (GGSN) yang memiliki link ke jaringan lain seperti Internet, X.25 atau jaringan private. GPRS dapat menggunakan beberapa serving node SGSN tetapi hanya membutuhkan satu node gateway GGSN sebagai interface ke jaringan eksternal. Point to Multipoint Service Centre merupakan bagian dari standard GPRS selanjutnya, dimana GPRS akan memiliki kemampuan komunikasi point to multipoint.

Gambar 1. Konfigurasi sistem GPRS
Keterangan gambar :
Bulat Hijau : Upgrade SW dan HW
Kotak merah : GSM yang ada
Kotak HIjau : Sub sistem baru
Garis sambung : Trafik dan signalling
Garis putus : Signalling
SGSN : Serving GPRS Support Node
GGSN : Gateway GPRS Support Node
BSC : Base Station Controller
BTS : Base Transceiver Station
MSC : Mobile Switching Centre
HLR : Home Location Register
MS : Mobile Station
Pada sistem GPRS, terminal mobile user baik berupa GPRS phone maupun laptop dengan modem GPRS akan melakukan komunikasi ke base station GSM. Kemudian data-data yang dikirimkan oleh user akan diteruskan oleh base station ke SSGN, tidak seperti pada komunikasi data circuit switch dimana data akan diteruskan oleh base station ke MSC. SGSN selanjutnya akan melakukan komunikasi dengan GGSN yang merupakan interface ke jaringan eksternal. Sebelum ditransmisikan melalui jaringan eksternal, paket data tadi akan dikonversikan terlebih dahulu.
Sebaliknya paket IP atau X.25 yang ditujukan ke user mobile akan diterima oleh GGSN dan diteruskan ke SGSN untuk ditransmisikan ke mobile station. Paket ini pun akan mengalami enkapsulasi di SGSN dan GGSN dengan menggunakan protokol GPRS yang disebut GPRS Tunnel Protocol (GTP). Dalam stack protokol, GTP terletak di atas TCP/IP.
Selain berfungsi dalam transmisi paket data, SGSN juga berfungsi mengikuti jejak terminal mobile atau user mobile di dalam service areanya. SGSN akan melakukan asosiasi dengan MSC/VLR dan HLR untuk kepentingan tersebut.
Terminal GPRS
GPRS menggunakan protokol jaringan yang standard sehingga setting konfigurasi komputer untuk akses GPRS dapat dilakukan dengan mudah. Stack protokol TCP/IP pada jaringan IP eksisting dapat tetap digunakan dengan beberapa pengembangan untuk memperoleh berbagai kelebihan yang ditawarkan GPRS. Beberapa pabrikan seperti Intel, Ericsson, Nokia, IBM dan Toshiba sedang mengembangkan konektor yang menggunakan radio link sebagai pengganti koneksi kabel ke cellphone, sesuai dengan spesifikasi GPRS.
Akses ke sistem GPRS dapat dilakukan dengan terminal:
a. Laptop atau handhelp komputer: melalui PC Card modem dan cellphones/external modem yang memiliki kemampuan ke GPRS
b. Smart phone yang dilengkapi full screen (seperti Nokia 9000)
c. Cellphone dengan Wireless Application Protocol
d. Perangkat yang dirancang khusus untuk GPRS
Virtual private network melalui GPRS
Pada awal pengembangan intranet, perusahaan konvensional menggunakan modem pool di sisi server dan modem dial up di sisi pemakai untuk menyediakan remote access bagi para pekerjanya yang hendak melakukan hubungan ke intranet corporate dari jarak jauh. Kemunculan Internet di hampir seluruh belahan dunia memberikan alternatif baru bagi perusahaan dalam menyediakan remote access. Melalui Internet para pekerja yang berada di luar daerah intranet perusahaan tidak perlu melakukan SLJJ ke intranet perusahaan, tetapi cukup dengan mendial ISP lokal. Cara ini lebih efektif karena sejumlah besar aplikasi berada diatas jaringan IP. Dari sisi biaya juga akan lebih effisien karena perusahaan hanya membayar untuk sambungan lokal dan sewa ISP lokal dibanding pengeluaran untuk SLJJ.
Koneksi melalui Internet memiliki keterbatasan pada security-nya sehingga muncullah Virtual Private Network (VPN). VPN merupakan jaringan private di atas jaringan publik. Untuk membangun VPN digunakan software khusus di setiap end point yaitu di remote user dan intranet corporate. Software ini akan membangun tunnel secara virtual dan setiap informasi yang dilewatkan pada tunnel ini akan dienkripsi terlebih dahulu.
Produk VPN yang dikembangan dan dipasarkan oleh berbagai pabrikan, pada umumnya menggunakan koneksi dial up, ethernet, ISDN maupun wireless. Kini GPRS memberikan alternatif baru yaitu koneksi melalui GPRS. Dengan GPRS remote user tidak perlu mendial hubungan circuit switch ke ISP dan membangun VPN karena koneksi Internet dapat diperluas hingga ke terminal mobile user. User pun tidak perlu mendial ISP yang berbeda jika sedang traveling. Dengan demikian remote user dapat lebih mudah mengakses intranet corporate dan tetap dapat mempertahankan hubungan tersebut selama mungkin.
Keunggulan GPRS
Keunggulan dan kemudahan teknologi paket data GPRS dapat dirasakan secara lebih nyata oleh pemakainya. Untuk memperoleh koneksi ke jaringan melalui GPRS, pemakai melakukan langkah-langkah yang sama seperti pada saat akan melakukan koneksi ke jaringan LAN. Apabila terminal mobile user telah memperoleh koneksi ke jaringan, pengiriman dan penerimaan data dapat dilakukan saat itu juga. Pemakai dapat bekerja dengan komputer-nya tanpa memikirkan koneksi ke jaringan dan secara otomatis akan menerima email. Lebih dramatis lagi, user bahkan dapat tetap menerima telepon atau mengirim panggilan telepon selama mengakses data melalui GPRS.
Delay pengiriman data pada GPRS sangat kecil sehingga sesuai untuk aplikasi email, akses intranet, pengiriman barang dll. Disamping itu throughput yang tinggi pada GPRS memungkinkannya untuk digunakan pada aplikasi multimedia seperti apliksai web browsing dengan grafik.
Jika dikompulir maka keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh pemakai melalui paket data GPRS antara lain :
• Access time yang lebih cepat yaitu <1 detik (access time circuit switch dan SMS 3 detik)
• Kecepatan data yang lebih tinggi mencapai 115 Kbps
• Akses global di seluruh jaringan GSM
• Dapat tetap terhubung ke jaringan untuk kurun waktu yang cukup panjang (tetap on line)
• Memperoleh berbagai service dan aplikasi dengan biaya rendah
• Pembayaran hanya untuk volume data yang dikirimkan.
Disamping itu GPRS juga memberikan keuntungan-keuntungan di sisi operator antara lain :
• Optimalisasi penggunaan jaringan radio
• Biaya investasi yang rendah
• Pemasukan tambahan dengan layanan paket data
• Mencakup area yang luas secara cepat
• Dapat memasuki berbagai segmen pasar
Aplikasi GPRS
Sistem GPRS tidak hanya diaplikasikan untuk mengakses Internet atau intranet perusahaan melalui remote access, tetapi juga dapat digunakan untuk berbagai aplikasi sebagai berikut :
• Automatic Teller Machine (ATM) dan Automatic Ticket
• Taxi dan parcel services.
• Vehicle tracking
• Manajemen lalu lintas seperti menajemen lampu lalu lintas
• Layanan On-line
• Medical emergency operations
• Sistem alarm dan monitoring
Pengembangan mobile data GSM
Awal pengembangan GSM data adalah meningkatkan kecepatan circuit switch data eksisting dari 9,6 kbps menjadi 14,4 kbps. Sebelum GPRS, dikembangkan High-speed circuit-switched data service (HSCSD) yang memungkinkan penggunaan beberapa kanal suara sekaligus untuk memperoleh kecepatan data yang lebih tinggi. Kecepatan data pada HSCSD mencapai 38,4 kbps.
Timeframe Kemampuan Keterangan
9.6 kbps Tersedia saat ini Fax dan komunikasi data circuit switch Pada umumnya ditawarkan oleh operator GSM
14.4 kbps Tersedia dalam kurun 12 bulan mendatang Fax dan komunikasi data circuit switch kecepatan tinggi Identik dengan layanan 9.6 kbps tetapi dengan kecepatan yang lebih tinggi
Direct IP Akses tersedia saat ini Koneksi circuit switch langsung ke Internet Reduksi call set-up time. Dikembangkan juga untuk layanan data circuit switch kecepatan tinggi dan migrasi ke paket data
High-speed circuit-switched data service (HSCSD) Tersedia tahun ini Kecepatan mencapai 56 kbps Memerlukan Up grade software. Operator perlu memutuskan sejak awal apakah akan menawarkan service ini, GPRS atau kedua-duanya
GPRS Tersedia dalam 2 tahun mendatang Packet data dengan kecepatan diatas 100 Kbps. Komunikasi mobile data secara fleksibel
EDGE Tersedia dalam 3 tahun mendatang Paket data dengan kecepatan kurang lebih 3 kali kecepatan data GPRS Merupakan final teknologi data kecepatan tinggi untuk jaringan GSM eksisting. Dapat digunakan bersama jaringan TDMA IS-136.
Seluler Generasi 3 Tersedia dalam 3-5 tahun mendatang Paket data dengan kecepatan 2 Mbps New airlink
Tabel 1. Arah pengembangan Data GSM (sumber : Rysavy Research)
Standard GPRS dikembangkan oleh beberapa vendor GSM seperti Alcatel, Ericsson, Lucent, Motorola, Nokia, Nortel dan Siemens. Pada standars berikutnya dikembangkan feature baru yaitu kemampuan komunikasi point-to-multipoint. GPRS akan diluncurkan untuk field trial pada tahun 1999 dan penggunaan secara meluas pada tahun 2000. Standard GPRS diprioritaskan pada IP service walaupun standard tersebut dibuat untuk IP dan X.25.
Hingga saat ini belum ada operator yang mengumumkan pengembangan ke service GPRS, tetapi hal ini sangat mungkin berubah karena biaya pengembangan infrastruktur ke service GPRS relatif kecil. Bahkan saat ini belum ada cellphone atau modem yang mendukung service GPRS tetapi dapat dipastikan bahwa seluruh telepon GSM model terbaru akan memiliki kemampuan GPRS.
Pada kerangka standard GSM telah didefinisikan teknologi jaringan data di atas GPRS yang disebut Enhanced Data for GSM Evaluation. EDGE akan menawarkan kecepatan maksimum 384 kbps, dan setelah EDGE akan muncul generasi ketiga sistem cellular yang akan memiliki kemampuan pengiriman data hingga 2 Mbps.
Global Aplication Protocol
GPRS kompetitor WAP sepertinya perkembangan teknologi telekominikasi tidak akan pernah berhenti. Belum lagi teknologi WAP (wireless Application Protocol) yang masih terdengar asing oleh masyarakat Indonesia, sekarang sudah datang lagi teknologi lanjutaan GSM (Global System Mobile) yaitu GPRS (General PAcket Radio Service).
GPRS merupakan satu lanjutan GSM dengan penyediaan transmisi data mutakhir, dengan kecepatan empat kali lebih cepat dari GSM yang ada sekarang. Teknologi ini memungkinkan pelanggan telepon selular dapat mengakses data bergerak secara scepat melalui jaringan internet.
GSM merupakan selular digital generasi ke dua setelah analog yang di Indonesia dikenal dengan Nordic Mobile Telephon (NMT) dan Advance Mobile Phone System (AMPS) sebagai generasi pertama. Saat ini kemampuan GSM baru mencapai tingkat Wireless Application Protocol (WAP), yaitu kemampuan akses internet dari ponsel jenis tertentu (WAP Enable). Begitu juga pemilik ponsel yang ingin mengakses GPRS harus menggantinya dengan HP GPRS Enable.
Sedangkan beberapa ponsel yang bisa digunakan untuk WAP akan mudah mendapatkan kemampuan GPRS dengan menambahkan modul. GPRS sendiri saat ini disebut-sebut sebagai selular generasi 2+ yang merupakan jembatan sebelum memasuki generasi ketiga (3G) yang akan menawarkan akses multimedia kepada penggunanya. Bila nanti 3G digunakan, bukan hanya suara dan data saja yang bisa ditampilkan di ponsel, tetapi juga gambar.
Aplikasi teknologi GPRS antara lain dapat mengakses secara cepat internet mobile, layanan WAP seperti belanja di WAP mall, informasi petunjuk perjalanan, aplikasi transaksi bank, informasi restoran dan banyak aplikasi lainnya. Riset dari Siemens menunjukkan bahwa telepon selular GPRS di masa mendatang akan semakin kecil bentuknya, namun justru memiliki layar yang lebar.